Pengalaman Anak Muda

A+ A-

Cerita Sex Pengalaman Anak Muda

Kisah Pengalaman Anak Muda

? NOVELBASAH ? Saat itu umurku 14 tahun, dorongan sexku sangat kuat dan aku tidak tahu cara melepaskan tekanan sex itu. Penisku menegang manakala aku melihat gambar gadis cantik di kalender yang mengenakan baju semi bikini. Dalam gambar itu aku suka sekali mengusapkan jariku di bagian buah dadanya. Beberapa kali aku bisa mimpi basah, seakan aku bertemu dan memeluk gadis dalam kalender, kemudian penisku menyemprotkan cairan nikmat. Setelah semprotan itu, aku merasakan ototku menjadi lebih kendor dan badanku ringan. Aku berusaha mencari jawaban melalui teman dan bacaan, mengapa aku biasa seperti itu.

Pada akhirnya aku menemukan rahasia sangat berarti dan berharga, ternyata untuk mengeluarkan semprotan nikmat bisa tanpa melalui mimpi basah. Berdasarkan pengalaman pribadi dan omomg-omong dengan teman, onani adalah cara paling nikmat mengendorkan otot-otot yang menegang. Malam itu pertama kali aku melihat film porno di rumah teman, setelah selesai belajar bersama, aku diajak nonton video porno. Disinilah aku memperoleh pengalaman banyak bahwa penis yang menegang artinya membutuhkan penyaluran sex, bisa lewat hubungan sex atau lewat onani. Bacaan porno yang dimiliki temanku sering aku pinjam, sambil membaca aku melakukan onani. Sehari aku bisa beronani sampai tiga kali berkat pemberitahuan temanku cara beronani paling nikmat, yaitu menggunakan minyak kelapa yang dioleskan di tangan. Pelajaran berikutnya adalah mencari kenikmatan dengan mengoleskan susu kental manis ke penis, kemudian seokor anak kucing disuruh menjilati susu di penis (boleh dicoba nikmat lho). Pengalaman berikutnya adalah membuat vagina tiruan menggunakan balon yang diisi air hangat dan diolesi minyak kelapa. Aduh mak nikmat sekali.
Kisah berikut ini adalah pengalaman pertamaku merasakan nikmatnya vagina perempuan dan sekaligus hilangnya keperjakaanku. Hari minggu aku dan temanku sepakat pergi memancing di sungai dekat pasar kecamatan. Disana ada pintu air yang airnya jernih dan tenang serta banyak ikannya. Memancing bagi kami hanya pekerjaan iseng saja, karena untuk mendapatkan ikan bukan tujuan utama. Sambil mancing kami membawa bacaan porno dan ngobrol tentang sex. Ketika kami asik merebahkan badan di rerumputan yang terlindung semak rimbun, tiba-tiba ada rombongan ibu-ibu turun ke sungai memandikan perempuan gembel muda yang otaknya tidak waras (Orang-orang di desaku pada saat itu masih banyak yang mandi di sungai. Tempat madi perempuan dipisah jauh dengan tempat mandi laki-laki dan ditutup kain. Selama mandi seorang perempuan memakai kain panjang yang disebut kemben). Sedangkan perempuan muda yang sedang dimandikan ibu-ibu, telanjang bulat sambil berdiri digosok sabun dan dikeramasi. Melihat pemandangan seperti itu birahiku memuncak. Dari jarak pandang yang cukup jelas dan tersembunyi, kami bisa melihat bentuk tubuh montok perempuan gila yang dimandikan. Kami berdua tiarap dan begitu asik menikmati tubuh telanjang yang semakin lama semakin bersih dengan warna kulit kuning langsap. Begitu juga rambut yang gembel setelah selesai dikeramas dipotong pendek. Perempuan gila itu kelihatan senang selama dimandikan ibu-ibu, terlihat ia berjingkrakan sambil mainan air.

Sekemabali dari tempat mancing, dengan perut lapar, kami menuju ke salah satu warung di pasar. Betapa kaget, ternyata di dalam warung itu sejumlah laki-laki sedang merubung perempuan gila yang tadi dimandikan untuk ditanyai nomor undian (SDSB). Perempuan itu telah mengenakan sarung dan switer bersih. Sambil cengar cengir dia membuat coret-coretan di atas karton pembungkus rokok. Semua laki-laki disitu mengikuti dengan cermat setiap goresan yang dibuat perempuan gila. Aku sendiri tidak peduli pada tingkah mereka, karena yang menjadi daya tarik adalah si perempuan gila bertubuh montok. Aku dan temanku saling pandang dan kami saling berbisik, alangkah nikmatnya bila kami bisa memandikan perempuan itu.

Sehari kemudian aku belajar di rumah temanku. Seperti hari-hari yang lalu, selesai belajar kami putar video porno meskipun filemnya hanya ada satu-satunya. Selesai nonton jam telah menunjukkan pukul 10.30 malam, aku mengayuh sepeda menuju rumah dengan diterangi cahaya bulan. Penisku sepanjang perjalanan tegang terus karena belum memperoleh penyaluran lewat onani. Jalan desa yang sangat sepi, masih aku kenali dengan baik berkat lampu sepeda dan cahaya bulan sehingga tidak akan menabrak sesuatu. Aku kaget ketika di depanku tiba-tiba melintas seorang wanita. Aku mengerem sepeaku dengan mendadak dan memperhatikan kaki perempuan yang melintas. Pikiran pertama yang terbayang dalam benakku perempuan itu kuntilanak (sejenis setan perempuan dan kalau berjalan seperti terbang), seperti kepercayaan orang-orang di desaku. Tapi aku kaget ketika mendengar suara perempuan ngomong dan ketawa kecil persis sepeti suara si tubuh montok di warung. Setelah aku perhatikan, ternyata ia perempuan gila yang dimandikan ibu-ibu di sungai.

Entah apa yang membuat pikiranku berubah kotor tiba-tiba ada harapan untuk bisa meraba tubuh perempuan telanjang. Keinginan itu sangat kuat dan aku memutar sepeda balik ke rumah teman belajarku, kami diskusikan rencana untuk bisa menelanjangi dan diraba-raba tubuh perempuan. Itu saja rencana yang ada pada kami.

Singkat kata, kami berdua meninggalkan sepeda di rumahnya dan membeli makanan di warung sebagai bekal. Ternyata perempuan gila itu sudah tidak ada di tempatnya lagi. Kami berdua mencari dengan sembunyi-sembunyi dan melintasi balik pagar jalanan, supaya tidak dilihat orang. Akhirnya ia kami menemukan perempuan itu di dekat jalan menuju lintasan ke sawah. Ia sedang duduk di tepi jalan. Dengan jantung berdegup keras, kami dekati dan kami bujuk serta kami beri makanan kemudian kami bimbing ke tepi sawah di balik tanah yang menggunung jauh dari jalan desa. Disana ada sebuah bangau kecil (tempat istirahat setelah bekerja di sawah). Setelah kami beri minuman, mulailah aku membuka switer dan sarung yang dikenakan perempuan itu tanpa kesulitan. Anehnya temanku menggigil menahan gejolak hatinya sehingga ia tidak membantu ketika aku membuka baju perempuan itu. Tubuh telanjang itu sudah ada di hadapan kami dan ternyata perempuan itu tanpa BH dan celana dalam. Penisku langsung menegang dan mengeras seperti batu. Kemudian kami rebahkan perempuan itu di papan lebar tempat duduk di bangau dengan kaki menjuntai ke bawah. Sarung dan switer digunakan sebagai bantalnya. Mulailah tanganku menggerayangi badannya, aku tarik tangan temanku yang masih menggigil untuk ikut meraba dadanya yang menggelembung kenyal. Temanku mulai tenang dan menggigilnya reda dan mulai menggerakkan tangannya di sepanjang tubuh dan perut perempuan itu. Rencana semula yang hanya meraba dan menikmati tubuh telanjang, akhirnya berubah setelah perempuan itu kami lihat mulai terangsang.

Meskipun ia perempuan gila, ternyata bisa mengeluarkan erangan nikmat ketika jariku masuk ke liang vaginanya yang mulai basah dan pinggulnya ikut digerakkan. Aku kaget ketika perempuan itu tiba-tiba teriak keras “aduh enak banget…… aduh enak…….terus….” terpaksa aku minta temanku membekap mulutnya. Aku perhatikan ternyata temanku menggigil lagi seperti orang sakit malaria. Akhirnya aku membuat inisiatif untuk menyetubuhi perempuan itu dan temanku setuju. Aku memperoleh kesempatan lebih dulu merasakan persetubuhan dan temanku akan berjaga-jaga dari jarak jauh sambil menenangkan hatinya. Kesepakatan lain adalah tidak boleh ada mani yang dikeluarkan dalam vaginanya, agar tidak terjadi kehamilan yang bisa bermasalah dikemudian hari.

Aku sedikit menggiigil ketika aku membuka baju dan celanaku. Penisku yang sudah tegang mulai kuarahkan ke vaginanya. Jari-jariku membuka sedikit bibir vaginanya untuk memudahkan penisku masuk ke dalamnya. Ketika kepala penisku masuk, perempuan itu kelihatannya memahami kalau harus membuka pahanya. Untuk memperlancar, penisku aku tarik dan aku masukkan dengan pelan dan semakin lama semakin dalam. Terasa saat penis aku tarik, ada otot yang menangkap dan menjepit. Ketika penis aku dorong ke depan, ada cengekraman dan denyutan dalam vaginanya, sehingga aku akhirnya mendorong habis penisku sampai habis ke dalam. Aku sangat kaget karena tiba-tiba perempuan gila itu bangkit dan memelukku erat badanku serta menggoyangkan pinggulnya sambil teriak nikmat. Teriakannya cukup keras terpaksa aku atasi dengan menyumpal mulutnya dengan mulutku. Meskipun mulutnya bau tidak enak, tapi rasa vagina yang mulai meremas penisku, ternyata mengalahkan segala bau yang harus aku terima. Penisku mulai bermain maju mundur sambil merebahkan badan perempuan itu. Belum sempat aku menikmati 2 menit, ujung penisku mulai ada rasa desakan yang akan menembakkan cairan. “Oohhh….. hahhhhh…….” terpaksa aku cabut penisku dan aku keluarkan di luar jatuh diantara kedua belah pahanya yang terjuntai. Agar tidak diketahui temanku kalau aku sudah sampai puncak, aku bergaya seolah-olah perempuan itu sedikit binal. Secapatnya penisku aku lap dengan tangan dan aku menarik tangannya untuk memegang penisku. Ternyata dia tahu dan mengarahkan penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Aku masukkan dengan sekali terobos kemudian aku kocok dengan binal. Disini aku merasakan betapa nikmat dan beda rasa vagina dengan rasa onani. Tanganku memeras buah dadanya yang masih kenyal dan mulutku mulai melumat puting susunya. Sedotan vaginanya pun semakin kuat dan kembali terdengar suara teriakan keras tanda kenikmatan. Kembali mulutku menyumpal mulutnya. Aku tidak sempat mempertahankan lebih lama agar perempuan ini sampai puncak seperti yang aku lihat di video. Aku kalah lagi ketika terulang desakan dalam penisku tidak terbendung, secepatnya aku cabut penisku dan aku muncratkan di luar vaginanya. Permpuan itu kelihatan kecewa ketika aku mengakhiri kocokan tanpa peduli dia belum sampai puncak.

Aku panggil temanku untuk meneruskan dengan sedikit pesan agar jangan sampai dia teriak kencang saat mencapai kenikmatan. Caranya mulutnya harus dibekap. Aku kemudian menjauh ganti berjaga sambil melepas kepenatan. Tidak lama kemudian perempuan itu teriak sepertinya sebagai tanda kenikmatan dan pantatnya diangkat tinggi. Dari jarak pandang yang cukup jelas ternyata temanku kesulitan membekap mulutnya karena perempuan itu menggoyang-goyangkan kepalanya sangat kencang. Aku kawatir teriakannya ada yang mendengar sehingga aku lari mendekat dan aku bekap. Temanku belum berhasil melepaskan cairan kenikmatannya dan meneruskan mengocok sambil berlutut. Gerakan buah dadanya di bawah terang sinar rembulan terayun seirama kocokan temanku menyebabkan aku tidak tahan untuk memeras dan mengenyot teteknya. Aku lihat temanku menaikkan kedua kaki perempuan itu di pundaknya dan kembali menggenjot dengan kuat. Melihat pemandangan semacam itu ditambah rintihan perempuan, aku tidak tahan membiarkan penisku yang tegang kembali menanggur. Penisku membutuhkan penyaluran tahap ketiga. Aku ambil cara sambil mengenyot teteknya, tangan kiriku mengocok penis dan tangan kananku membekap mulut si perempuan itu. Aku melihat tangan perempuan itu memegang erat pinggiran tempat duduk seolah berusaha bisa mencapai puncak.

Temanku kelihatan lebih perkasa, setelah berjalan 15 menit badanya menegang dan dengan cekatan mencabut penisnya, dia mencapai puncak dan memuntahkan maninya di luar. Secepatnya kedudukan temanku aku ambil alih dan seperti gaya temanku, aku angkat kaki perempuan itu di pundakku, kemudian penisku aku hujamkan kembali di vaginanya. Gerakan mengocok aku lakukan dengan pelan-pelan agar aku bisa bertahan lama dan tidak cepat keluar. Gerakan pelan itu ternyata menambah kuat cengkeraman vaginanya disertai denyutan panjang yang kemudian diikuti gerakan liar pantatnya. Tidak lama kemudian perempuan itu merintih dan teriak panjang “Aduh…….aduh……. ennaaakkkkk banget…….. aaahhhhh” kemudian menjadi jeritan tertahan yang diikuti dengan rangkulan sebagai pertanda ia mencapai puncak. Desakan dalam penisku juga tidak bisa aku bendung lagi dan aku semprotkan maniku di dalam. Aku merasakan betapa nikmat mengeluarkan cairan itu di dalam vagina.

Kami cepat-cepat berpakain dan mengenakan pakaian perempuan itu. Kami mengalami kesulitan ketika mengenakan pakaiannya karena dia sudah tertidur pulas. Kami berdua pulang mengambil jalan memutar supaya tidak ketemu orang. Sepanjang jalan kami berdua diam tidak bicara apapun. Ketika aku mengambil sepedaku di rumahnya, jam menunjukkan pukul 2.30 pagi lebih sedikit. Sampai di rumah aku berbaring dan tidak bisa tidur, masih terbayang rasa kenikmatan yang baru saya rasakan bersama hilangnya keperjakaanku.

Oo iya ini perkenalanku
Saat itu aku berusia sekitar 14-15 tahun dan duduk di bangku SMP di akhir dekade 80’an (ah jadi ketauan kalau aku sekarang udah tuir), o iya perkenalkan namaku Anto (samaran) tinggal di komplek perumahan di pinggiran Jakarta dan nama dari temanku panji sekelas dengan aku. Aku adalah anak tunggal, sedangkan kedua orang tuaku bekerja di Jakarta. Setelah kejadian memperkosa orang gila itu aku jadi pengen lagi tapi aku bingung takut ketahuan jadi pelampiasannya aku jadi sering masturbasi
Sehari-hari aku ditemani tukang cuci atau pembantu yang pulang hari bernama Mak Acah berperawakan tinggi semampai sepasang buah dadanya pun besar dan terlihat masih montok.
Kutaksir usianya sekitar 59-60an, seorang janda yang memiliki satu orang anak perempuan bernama mpok Marni yang juga sudah memiliki anak perempuan yang usianya dua tahun diatas aku dari perkawinannya dengan bang Uci sopir Bajaj di Tenabang. Siang itu sepulang sekolah aku bersama panji menonton film porno kamipun saling berucap kapan ya kami dapat kesempatan lagi lalu aku tergesa-gesa pulang ke rumah dengan maksud hendak segera menuntaskan hasrat seksualku dengan onani. Kudapati mak Acah sedang mencuci baju kami di kamar mandi (kebetulan kami hanya memiliki satu kamar mandi). Aku merasa tidak sabar jika harus menunggu mak Acah selesai mencuci, maka aku pura-pura mau buang air supaya mak Acah keluar dahulu dari kamar mandi. Akupun segera menuntaskan hasratku dengan onani sambil melihat kartu remi bergambar wanita telanjang, setelah hajatku tuntas mak Acah kembali masuk ke kamar mandi untuk menyelesaikan mencuci baju. Aku sedang mendengarkan radio saat mak Acah masuk ke kamarku lalu duduk di tempat tidurku sambil berkata
MA:”Anto kamu tadi ngocok di kamar mandi ya ?”. Aku kaget dan malu mendapat petanyaan yang tiba-tiba seperti itu.
Aku: ..eng.. iya mak, kok emak tau ? (sambil mukaku merah karena malu).
MA: iya orang pejuh kamu tadi masih licin di kamar mandi. Mak perahatiin kamu kalau pulang sekolah mesti neloco, ngga bagus tau…. Bisa ngerusk mata kamu.
Aku: masa sih mak ? (penuh rasa ingin tahu dan ketakutan).
MA: ngeloco itu ngeluarin pejuh yang dipaksa’in, pas kamu keluar pasti kamu merem. Itu yang bikin nanti mata kamu rusak. (..waduh bener juga nih dalam hati, padahal itu cuma tipu2 dia aja…).
Aku: masa sih mak ?
MA: masa, masa, kalo dibilangin (dengan logat betawi kentalnya), kalo mau ngeluarin pejuh entu kudu bari megang atawa ngeliat punyanya perempuan To…., sini emak ajarin kamu….
(sambil nyuruh aku duduk di tempat tidur). Aku hanya pasrah karena malu, takut dan rasa ingin tahu campur aduk jadi satu. Setelah aku duduk dan membuka celana pendek biruku, mak Acah menyodorkan teteknya yang besar kemukaku sambil tangannya mengelus-ngelus si otong.
MA: ..pegang…., terus isep tetek emak, nih pegang juga memek emak ya.
Akupun menuruti perintahnya dengan hati girang karena baru kali itu melihat dan meraba langsung organ intim wanita. Dalam hitungan detik si otong yang belum lama baru lemes sudah tegang lagi saking senengnya.
“Iyaa… maenin pentil emak pake lidah kamu, terus colok-colok memek emak…” katanya.
Sekitar 3 menit memainkan memek dan teteknya, Mak Acah menyuruh aku tiduran.
MA: kamu tiduran deh punya kamu udah keras banget, emak ajarin cara yang bener ngeluarin pejuhnya..
Akupun menuruti saja apa yang diperintahkannya sambil tidak lama mak Acah menduduki kemaluan dengan terlebih dahulu memasukan kemaluan remajaku yang tidak seberapa besar (maklum, saat itu aku masih ABG).
Rasanya nikmat bagai di awang-awang, jauh lebih licin dan hangat ketimbang kalau aku onani dengan menggunakan sabun. Sekitar sepuluh kali mak Acah naik turun diatas kontolku, kontolkupun muntah. Maklum saja ini adalah pengalaman pemula . Mak Acah segera mengelap kontolku dari sisa lendir sperma yang bercampur cairan kemauannya dengan celana dalam yang rupanya sudah sedari tadi dikantungi di saku daster lusuhnya.
“Enak kan ?” ujarnya.
“Iya mak”, jawabku.
Besok-besok lagi kalau kamu pengen mending ngomong aja sama emak, biar emak bantuin ya…
Aku pun mengangguk sambil bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dari lendir yang masih terasa lengket di sekitar kemaluannku.
Beres menuntaskan hasrat, aku tertidur karena lemas akibat dua kali mengeluarkan sperma dalam waktu tidak lebih dari setengah jam.
Ada perasaan lega, puas dan penyesalan yang amat sangat karena aku sadar telah melakukan perbuatan tersebut dan aku takut ketahuan
Mak Acah melanjutkan membereskan rumah dan memasak untuk makan malam keluarga kami.
Esoknya, sepulang sekolah sengaja aku tidak mampir untuk menonton film porno di rumah Panji.
Di rumah aku melihat Mak Acah sedang memcuci baju, sedangkan aku segera tidur setelah sebelumya makan dan mengganti baju putihku dengan kaus.
Hari ini tidak terjadi apa-apa, syukurlah dalam hatiku. Hari berikutnya aku tidak dapat menghilangkan keinginanku untuk bisa berhubungan kembali dengan Mak Acah.
Di sekolahpun sulit sekali aku berkonsentrasi dari membayangkan tetek besar mak Acah dan memek tuanya yang rimbun. Aku berniat ingin segera tiba di rumah. Segera setelah jam belajar berakhir aku pulang dan kudapati rumahku masih terkunci. Memang biasanya Mak Acah datang ke rumahku sekitar pukul satu siang. Aku urung masuk tapi berbalik ke rumah Mak Acah yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari kediamanku dengan alasan pinjam kunci, aku bilang kunciku lupa tertinggal di dalam rumah. Setelah aku bicara setengah berbisik rupanya Mak Acah mengerti kalau aku sedang kebelet ingin berhubungan badan, sambil memberikan kunci rumah yang biasa dipegangnya,
dia bilang: ” ya udah nih kucinya emak juga sebentar lagi ke sono, nyelesein goreng kerupuk dulu ya…”. Aku menanti dengan gelisah kedatangan Mak Acah. Tak lama berselang Mak Acahpun datang sambil tak lupa menguci pintu depan rumah kami.

“Udah ngebet ya To ?” tanyanya, aku mengiyakan sambil menarik mak Acah ke dalam kamar.
Hari ini penampilan Mak Acah tidak seperti biasanya, ada harum deodoran murahan di tubuhnya. Setelah aku periksa, BH dan celana dalamnyapun tidak lagi lusuh dan dekil seperti kemarin. Akupun semakin terangsang untuk segera membuka BH dan menyusu di teteknya yang besar.
“Sekarang jangan keburu-buru kaya kemaren To” ujarnya.
Aku mengangguk sekedar mengiyakan sambil tanganku sibuk ngobel-ngobel memeknya yang masih terbungkus CD.
“Hari ini emak mau ngajarin yang laen, kontol kamu pernah diisep ngga?” Tanya mak Acah.
“Kayak di filem Be-Ef ya Mak ?” kataku balik bertanya.
Mak Acah tidak menjawab, namun tangannya sibuk membuka baju seragamku hingga aku bugil.
Sesaat kemudian kurasakan kontolku yang memang sudah ngaceng sedari tadi dihisap dan dikulum oleh bibirnya. Sensasinya jauh lebih nikmat ketimbang hari kemarin, aku hanya dapat mematung merasakan permainan lidah dan bibirnya yang menghisap kemaluanku. Tak berapa lama spermaku keluar diiringi desahan nikmat dari bibirku. Mak Acah dengan telaten terus menghisap dan menjilat helm nazi si otong. Air maniku memenuhi rongga mulutnya, sebagian mungkin tertelan dan sebagian lagi dilapnya dengan seragam putihku yang berserakan di lantai. Akupun terduduk puas dan lemas tak terkirakan.
“Tuh kan, kamu buru-buru banget” ujarnya.
“Udah kebelet mak” jawabku sekenanya.
“Ya udah kamu ganti baju terus makan, emak mau ngerendemin baju kotor. Entar kalau kamu udah kepingin lagi baru kita ngewe pungkasnya”.
Selesai makan dan istirahat sejenak di kamar rupanya si otong udah kepingin lagi, kupanggil si emak yang saat itu sedang menyapu teras depan. “Mak sini mak, udah kepingin lagi nih…ucapku,
“Ah cucu emak, emang kamu capek ?” tanyanya. direbahkan diatas tempat tidur.
Aku menggeleng sambil menarik si emak untuk “Jangan-buru-buru To… emak juga kudu dipuasin” ujarnya.
Aku: “dipuasin bagemana mak ?”
MA: “…nih emak ajarin…” Sambil meloloskan celana dalamnya dalam posisi terlentang diatas tempat tidurku.
MA: “emak tadi udah jilatinpunya kamu, sekarang giliran kamu jilatin memek emak ya…”
Berbekal pengalaman menonton BF dan arah si emak aku menuruti perintahnya. Mula-mula Cuma kupegang dan kucolok saja memek mak Acah, namun mak Acah memintaku untuk menjilati tonjolan daging kecl dan jengger ayam disekililng memeknya. Aku menurut, ada bau khas yang baru kali ini aku rasakan bercampur dengan wangi sabun mandi (rupanya si emak sudah mencuci bersih terlebih dahulu memeknya). Lama-lama aku terbiasa dengan aroma yang kucium dan terasa memek si emak makin basah oleh ludahku bercampur cairan kental khas organ intim wanita.
Aku hanya mengikuti apa yang diperintahkan si emak dengan diselingi desahan mesumnya. Kurang lebih lima menit tubuh si emak mengejang sambil tengannya mendekap kepalaku agar tetap menempel di memeknya. Rupanya si emak sudah orgasme, saat itu aku belum mengerti.
Sejurus kemudian emak meraih kontolku yang sudah mulai mengeras kembali.
Dengan telaten dia menciumi dan mengulum kontolku hingga betul-betul terasa keras.
Setelah dirasa tegang, emak mengarahkan kontolku kememeknya sambil memerintahkan aku untuk bergerak maju mudur.
Nikmatnya benar-benar sensasional walau terasa betul kalau memek si emak becek oleh lendir sisa dia orgasme.
Kali ini permainanku cukup lama hingga cukup memuaskan si emak dengan kembali orgasme berbarengan dengan mucratnya lahar panas dari kontolku.
Kami menyudahi permainan ini dengan sama-sama puas, akupun tertidur setelah memakai pakaian dan mencuci kontol sebelumnya.
sekitar setengah tujuh aku dibangunkan oleh ibu untuk makan .aku pun langsung keluar dan bertanya pada ibu tentang mak acah kata ibu kamu dibangunkan susah jadi dia langsung pulang.
Esoknya aku bolos dari sekolah , orang tuaku sudah berangkat kerja aku berangkat ke rumah mak acah .”Mak saya tadi di suruh ibu , agar mak bisa kesana untuk memasak karena ibu entar siang mau kedatangan tamu2,emak disuruh siap2.”
“ooo iya to sebentar saya selesaikan masak ini sebentar”
“iya mak saya tunggu”
Saya pun segera balik ke rumah tak berapa lama dia pun datang
Ke rumah . sayapun langsung memeluk dari belakang dan menciuminya.
“oo alah aden pengen thoo
‘iya mak”
Akupun menggiringnya ke kamarku pokoknya aku pengen membuat dia orgasme lagi.

Kami pun langsung telanjang dan aku baringkan lalu kucium Bibir kami saling melumat.. Tanganku mulai bergerak ke arah payudaranya.ku remas pelan dia mulai melenguh . Kujilat dan kuhisap puting susunya. Kedua tangannya mencengkeram kepalaku. Wajahnya mencium rambutku. Sesekali dia menggigit telingaku, sementara kepalaku, lidahku, bergerak bebas merangsang payudaranya. Ugh, begitu enak dan nikmat
Aku bermain cukup lama di putingnya. Menggigit ringan, menyapukan lidahku, menghisapnya lembut sampai agak keras. Kadangkala hidungku juga kumainkan di putingnya.
“Aahh..” mak acah semakin terangsang. Kakinya terbuka semakin lebar. Kini aku sangat leluasa merangsang vaginanya. Jariku masuk menemukan klitoris dan membuatnya makin hebat dilanda badai birahi.
Entahlah, aku sangat tenang dalam melakukannya.mungkin karena kemarin sudah habis2an jadi sekarang aku bisa lebih mengendalikan nafsuku
Mak acah semakin dilanda birahi. Aku kemudian mulai menjilati clirotisnya sambil kusodok dengan jari tak berapa lama dia mulai mengejang . ooh dan vaginanya semakin banjir dan akupun semakin semangat mengocoknya . tiba 2 badannya lemas .aku tahu dia telah sampai .akupun kembali menciumi bibirnya sambil meremas rema payudaranya tak berapa lama dia mulai bangkit lagi nafsunya aku pun langsung mengocok vagina nya dengan tangan ku.
Ketika sudah mulai banjir lagi akupun mengarahkan ke vaginanya
Perlahan penisku menembus liang vaginanya.
Aku mulai melakukan tugasku. Mendorong masuk, menarik keluar, memutar, memompa kembali dan kami bercinta dengan dahsyat. Suara penisku yang mengocok vaginanya terdengar khas. , tiba2 Gerakan tubuhnya semakin cepat. Cengkeraman tangannya di punggungku kurasa telah melukai punggungku. Terkadang giginya bergemeretak menahan nikmat. Dia tampak sekali berusaha untuk tidak menjerit.
“Agh.. Arrhhk.. Aku sudah ham.. pir..” rintihnya. Vagina nya semalin mencengkram
. Penisku semakin gencar menghunjam vaginanya. Sodokanku semakin kuat dan temponya kupercepat.
“Arghh.. Ya.. Terus.. Yah.. Dikit lagi..” erang emak acah
Aku menjaga semangat dan menjaga penisku agar tetap kuat bertempur. Kurasakan penisku juga semakin panas. Aku juga sudah mendekati puncak. Aliran sperma dari bawah sudah merambat naik siap menyembur. Gerakannya semakin menyentak-nyentak.
Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuhnya bergetar hebat. Menghentak-hentak dan tangannya mencengkeram sangat-sangat-sangat-kuat. Dia memelukku sangat erat
“Aargghh.. Sstt..”

Aku merasakan ada cairan hangat meleleh keluar. Tidak seberapa banyak tetapi membuat penisku semakin panas. Mak acah orgasme sementara aku juga sudah semakin dekat. Inilah saatnya. Aku mempercepat kocokanku. Dan crot keluar di dalam rahim emak
Kamipun tergeletak tidur disana cukup lama . sekitar jam 12 aku bangun kulihat dia mau keluar kamar .
“mak mau kemana”
“mau mandi ”
“ikut dong”
Kami pun saling menyabuni .
Mak aku pengen di emut tadi belun ”
“habisnya kamu langsung sosor”
Tapi emak suka kan ”
Lalu dia langsung jongkok dan mengoral kontol saya .
Saya sambil meremas payudaranya .
Tak berapa lama penisku tegak lagi
Ku bálik bádánnyá dán memintányá menungging.

Segerá sájá ku pegáng bátáng penisku dán kuáráhkán kepálányá ke áráh liáng kewánitáánnya. Segerá kumájukán pinggulku dán ták lámá kepálá dán bátáng penisku pun ámblás sámpái ke pángkálnyá. Terbenám sepenuhnyá dálám liáng váginá nya

Keduá tángánku memegáng pántátnyá yáng cukup besár. áku pun mulái memáju mundurkán pingulku. Bátáng penisku pun keluár másuk di liáng váginányá dengán tempo yáng cukup cepát. dia terus merintih dengán riuhnyá.

ácchhh…ouuchhh….áchhh…..ouchhhh”

ácchhh…ouuchhh….áchhh…..ouchhhh”

Sámbil terus menggerákkán pinggulku, áku pun mulái meráih páyudárányá yáng mengántung dengán ke duá tángánku. Kumáinkán puting susunyá dengán kásár.
Ták lámá iá pun menjerit kerás dán kurásákán ádá kedután di liáng váginányá. Otot váginányá semákin mencengkrám erát kejántánánku. Kupercepát frekuensi sodokán bátáng penisku ke dálám liáng váginányá dán ták lámá cáirán spermáku pun meyemprot derás ke dálám ráhimnyá. Berbárengán dengán kedután kerás di váginányá menándákán iá mengálámi orgásme
Dia langsung tergeletak di lantai kamar mandi .sedang aku menciumnya makasih ya mak”
Kamipun bangun dan menguyur badan kami. Kamipun makan bersama dengan makanan yang dimasak emak acah.
Akupun membantunya mencuci meski dia sempat melarang .entar malah ketahuan . setengah lima dia pulang akupun mengucapkan makasih atas tadi
Tak berapa lama ortuku pulang

Baca : REMEDY

Comment