Kisah Penjaga Kosanku Chapter 2 End
? NOVELBASAH ? Pukul 03.00, santi masih tidur dengan nyenyak. Dalam mimpinya, santi merasakan kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya. Entah ia sedang mimpi basah atau tidak, tetapi ada eluhan-eluhan yang keluar dari mulutnya. Mmpphhhh mmpphh
Santi mulai sadar di tengah tidurnya. Matanya masih terpejam, tetapi Ia semakin menyadari kenikmatan di sekujur tubuhnya. Membiarkan tubuhnya menggelinjang kenikmatan. Santi tidak ingin membuka matanya, kemudian terbangun dari tidurnya. Ia ingin menikmati tidurnya yang penuh kenikmatan.
Lambat laun kesadarannya semakin menguat saat mendengar suara-suara kecupan. Santi mulai teringat bahwa Ia sedang tidur dengan Pak Damar tanpa busana yang menjanjikan kelanjutan permainan mereka. Santi membuka matanya untuk meyakinkan diri tentang apa yang dari tadi Ia rasakan. Pakkk mmpphhhh.. curannggg.. ucap Santi sambil menggigit bibir bawahnya menatap Pak Damar yang sedang menjilat vagina Santi.
Pak Damar mengangkat wajahnya. Neng tidurnya nyenyak banget. Bapak ga enak banguninnya. Tangan Pak Damar mengelus-elus paha Santi. Jadi bapak mulai aja duluan. Ucapnya sambil tersenyum. Santi membalas dengan senyum manis, kedua tangannya menjulur ke arah Pak Damar. Pak Damar mendekat, mendekap dalam pelukan Santi.
Enak ya, neng. Kayak mimpi melayang-layang.
Mmm.. Jawab Santi dengan suara menggoda.
Mereka mulai bercumbu, dengan tangan saling meraba tubuh lawannya. Mmpphhh hhmmmm . Eluh masing-masing. Pak Damar mulai menurunkan kecupannya ke leher, dada, payudara, puting, perut, hingga ia kembali berkonsentrasi ke vagina Sinta. Diawali dengan kecupan kecil. mmpphhh.. pakkk kemudian jilatan panjang, menjilat seluruh bagian luar vagina Sinta. Sinta mendesah semakin keras. Akhirnya Pak Damar memulai emutan di vagina Sinta, lidahnya menjulur masuk menjilat-jilat bagian dalam.
aaacchhh ennakkk pakk.. eehhhmmpphhh
Slurrppp slurrppp.. jilatan, hisapan, dan emutan Pak Damar bersuara semakin keras. Tubuh Santi tidak sanggup menahan kenikmatan dari vaginanya. Ia mengangkat pantatnya, mendorong vaginanya ke mulut Pak Damar yang sedari tadi menempel, seakan menginginkan lebih. Pak Damar paham betul, Ia mengangkat wajahnya, kemudian meletakkan jari jemarinya di bibir vagina Santi.
Haahhh aahhh.. nafas Santi memburu, Iya begitu pakk.. eemmppphhh Santi menengadahkan wajahnya sambil mendesah saat jari tengah Pak Damar menekan dan mengelus klitorisnya. Pak Damar mendekatkan wajahnya ke Santi, Santi menyambut dengan ciuman begitu ganas. Nafsu telah menguasai tubuhnya.
Tangan Pak Damar sudah terjepit kuat paha Santi. Hanya jari jemarinya yang masih bisa bermain-main di vagina Santi. Santi terus menggelinjang kuat dengan suara desahan yang tertahan akibat berciuman dengan Pak Damar, merapatkan tangannya di punggung Pak Damar.
Acchhhh Pakkk, enakkk.. mmpphhhh.. lenguh Santi melepaskan ciumannya. Pak Damar semakin bersemangat ketika melihat ekspresi wajah Santi dipenuhi nafsu. Membayangkan seorang wanita yang usianya belum mencapai setengah usia Pak Damar, dipenuhi nasfu ingin bersetubuh. Pak Damar mempercepat gesekan jarinya di vagina Santi.
Aaaaccchhhhh . Desahan panjang Santi disertai tubuhnya yang tiba-tiba menjadi kaku. Pahanya mencengkram kuat tangan Pak Damar hingga tidak bisa bergerak. Cairan bening keluar dari vagina Santi. Wajahnya meringis. Ia melonggarkan pahanya, melepaskan tangan Pak Damar. Sesekali tubuhnya masih mengejang, sementara dari vaginanya masih mengeluarkan cairan kenikmatan. Wajahnya masih dipenuhi ketegangan, hingga akhirnya senyum kepuasan menghiasi wajahnya.
Enak banget, pak. Ucap Santi dengan vagina yang masih menetesnya cairannya.
Iya, bapak suka liat kamu lagi nafsu begitu. Pak Damar mendiamkan Santi untuk beristirahat sejenak.
5 menit berlalu, mereka berbincang-bincang tertutama mengenai pengalaman Santi bersetubuh dengan lelaki lain. Santi merasa malu membicarakan hal tersebut, tetapi karena nafsunya masih tinggi membuatnya tidak lagi peduli.
Pak Damar ga nikah? Tanya Santi sambil mengelus-elus penis Pak Damar.
Ada yang muda-muda kayak Neng Santi buat apa nikah. Jawab Pak Damar membiarkan penisnya tetap mengeras. Mendengar jawaban tersebut, Santi teringat Mbak Wulan dan 3 mahasiswi lainnya yang dulu menempati kosan ini.
Mmm.. Pantesan Mbak Wulan sama yang lain dulu betah banget ya ngekos disini. Jadi gara-gara ini. Ucap Santi sambil mengocok penis Pak Damar, Enak ya pak. Bisa ngentotin mahasiswi cantik terus. Ketus Santi. Selain dirinya masih ada 2 mahasiswi yang saat ini menempati kosan tersebut. Apa Sasha dan Nadya pernah begini juga ya? Tanya Santi dalam pikirannya.
Pak Damar merubah posisinya, jari tangannya menyentuh bibir vagina Santi yang masih basah. Udah ga sabar ya neng dimasukin kontol bapak? Santi hanya mengangguk pelan, wajahnya tidak mampu menutupi kegembiraan atas pertanyaan Pak Damar. Santi mengambil kondom di laci meja belajarnya. Dengan penuh kasih sayang, ia mengelus-elus penis Pak Damar kemudian mengulum, memastikan penis itu telah mengeras kuat. Kondom tipis dengan perlahan disarungkan ke penis Pak Damar. Santi tersenyum tipis, membayangkan kenikmatan yang akan didapatnya.
Pak Damar memposisikan diri di atas tubuh Santi. Dengan paha terbuka, Santi tidak sabar menanti penis memasuki liang vaginanya. Kepala penis Pak Damar menempel dan menggesek-gesek bibir vagina Santi. Neng, ga mau masuk nih. Mesti dibujuk dulu. Ucap Pak Damar menahan jegolak nafsunya menyetubuhi Santi. Santi paham maksud Pak Damar, Ia menggenggam pinggul Pak Damar. Tetapi bukannya langsung menarik pinggul tersebut agar penis Pak Damar masuk, Santi mengawalinya dengan raut wajah penuh nafsu. Pakkk Masukin kontolnya ke memek aku yah. Ucap Santi dengan nada memohon, Aku udah ga kuat. Pengen ngentot, pakk. Santi mulai menarik pinggul Pak Damar. Nafsu Pak Damar meningkat mendengar permintaan Santi, Ia pun mulai mendorong penisnya.
Penis Pak Damar mulai menjelajahi liang vagina Santi. Uughhh.. Neng, enak banget memeknya. Mmpphhh..
Dorong terus pak. Masukin semuanya. Kontol bapakk kerr..ass bangett.. mmpphhhh.. Ucap Santi diakhiri desahan.
Perlahan seluruh penis Pak Damar masuk ke dalam vagina Santi. Mereka berdua bercium seperti sepasang kekasih. Ayo, pak. Kocokin ke dalem. Aku suka kontol bapak. Rajuk Santi. Pak Damar tersenyum senang, kemudian mulai menarik penisnya. Mmpphhhh keduanya berdesah.
Pak Damar memulai persetubuhannya dengan tempo perlahan. Ia menarik dan mendorong penisnya perlahan untuk menikmati betul vagina Santi yang masih sempit. Sesekali Pak Damar mendorong dalam penisnya, hingga Santi mendesah panjang. Perlahan Pak Damar meningkatkan kecepatannya menggesek vagina Santi.
Accchhhh iya pak. Terus pak.. enakkk.. eeuuhhhh.. mmpphhhh.. kontol bapak ennaaakkk Santi mulai merancau saat gesekan penis Pak Damar semakin cepat. Nafas keduanya semakin menggebu.
Memek neng sempit banget.. aaccchhhh mmppphhhh
Iya pakkk teruss.. uugghhhh kocok terus pakkk.. Pak Damar semakin cepat mengeluar-masukkan penisnya.
Tengkurep neng. Aahhhh
Iyah pakkk accchhh jangan dilepas pak kontolnya.. enak bangettt Santi membalik tubuhnya tanpa melepas penis dari vaginanya. Pak Damar memandangi bongkahan pantat putih bersih dengan penisnya yang keluar-masuk vagina santi. Nafsunya menggila. Ia mengocok semakin cepat.
Accchhhh, enakan pakee jari ato kontol, nenggg? Tanya Pak Damar dengan nafas menggebu.
Kontol Santi suka pakkeee konn.. toll bapak.. aaaahhhh.. terus pak..
Pak Damar mengangkat pinggul Santi, ingin Santi menungging. Pak Damar terus mengocok vagina Santi yang semakin basah hingga terdengar suara kecipak air.
Uuughhhh ga kuat pakkk aacccchhhhh.. oooghhhh Tubuh Santi bergetar, ada lelehan cairan keluar dari vaginanya. Pak Damar menahan penisnya di dalam tanpa gerakan. Menidurkan Santi dalam posisi terkelungkup. Pak Damar menindih tubuh Santi, sambil menggoyang-goyangkan penisnya perlahan.
hhaaahhhh enak banget pak. Pak Damar mengecup pipi Santi.
Mau lagi neng?
Sampe bapak puas. Memek aku buat kontol bapak. Ucap Santi sambil mencium bibir Pak Damar.
Pak Damar mulai kembali mengocok vagina Santi dengan penisnya. Tangannya menyelusup ke payudara Santi. Meremas kuat tetapi lembut. Nafas Santi kembali meningkat. Ia melirik kebelakang, melihat pantat Pak Damar yang hitam bergoyang naik-turun. Sementara pantatnya sendiri tertindih Pak Damar. Santi menjulurkan tangannya, mengelus pantat Pak Damar. Uuughhhh.. mmppphhh.. terusss pakk. Entotin akuuu.. rancau Santi sambil memejamkan matanya menikmati hujaman penis Pak Damar.
Pak Damar kembali mengangkat pinggul Santi. Menginginkan posisi itu kembali. aacchhh pakkk udah mau keluuarr? Tanya Santi dengan nafsu terus menggebu. Iya neng.. accchhh sebentar lagii Pak Damar mempercepat kocokannya.
Santi menggigit bantal di depan wajahnya. Menahan kenikmatan di sekujur tubuhnya. Sementara tangannya meremas-remas kain sprei hingga sangat berantakan. Ooohhhh,,, ooogghhh . Pakkk ga kuaattt. Mau keluar lagiii.. oouugghhhh lenguh Santi tidak mampu menahan diri. Iya, nengg. Bareng sama bapak.. aacchhhh
Pak Damar menekan dalam penisnya ke vagina Santi. Spermanya keluar tertahan kondom yang dikenakan. Sementara vagina Santi kembali mengeluarkan cairan bening. Keduanya melenguh bersamaan. Panjang. Terdengar penuh kenikmatan.
Santi kembali tertidur dengan posisi terkelungkup, sementara Pak Damar menindih di atasnya. Penisnya tetap berada di dalam vagina Santi yang masih berkedut. Tubuh keduanya dibasahi keringat yang keluar dari pori-pori.
Enak, neng?
Enak banget pak. Makasih ya. Jawab Santi sambil mencium bibir Pak Damar.
Bapak ke kamar ya neng. Ucap Pak Damar sambil mencabut penisnya. Melepaskan kondomnya kemudian membuangnya di tempat sampah.
Iya pak. Aku mau langsung mandi. Ada kuliah pagi. Jawab Sinta. Pak Damar segera mengenakan pakaiannya kemudian kembali ke kamarnya setelah sebelumnya mencium Santi.
Santi mengambil handuknya di atas rak. Menuju kamar mandi, menutup rapat pintunya. Ia melihat tumpukan pakaian dalam yang kotor. Celana dalam Pak Damar ada di sana. Santi meremas celana dalam itu. Ia memikirkan apa yang baru saja selesai Ia dan Pak Damar lakukan. Memalukan, tetapi dirinya sendiri tidak mampu menahan gejolak nafsu. Santi mendekatkan celana dalam itu ke hidungnya, teringat saat-saat hidungnya menyentuh ujung kepala penis Pak Damar. Santi tersenyum.
T A M A T