Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri Chapter 11 End

A+ A-

Cerita Sex Bersambung Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri

Kisah Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri Chapter 11 End

? NOVELBASAH ? Kulihat wajah suamiku, datang dari kejauhan. Dia berlari mendekatiku sambil tersenyum
Wajah nya cerah menampakkan kebahagiaan..
Dia mendekatiku..
Memeluk tubuhku….
Membelai rambutku….
Lalu tangan nya turun ke tubuh ku..
Membelai punggung ku dan meremas payudara ku…
Membuka kancing bajuku lalu kemudian menghisap puting payudaraku…
Aku merasa senang sekali bisa berjumpa dengan suamiku…
Aku senang sekali bisa melayani suamiku…
Tiba tiba saja kulihat suamiku berpaling dan mendekat kepada Jane, dia memeluk tubuh Jane dan menciumi wajahnya…
Terlihat jelas Jane meronta dan mencoba untuk berontak…
Aku terkejut !
Apa-apan ini !
Kenapa suamiku tiba-tiba saja beralih kepada Jane?!
Suamiku terus saja menciumi wajah Jane..
Aku terbakar cemburu!
Aku cemburu hebat..
Aku marah!

“lepaskan! Lepaskan!” ucap Jane…

Terdengar jelas suara Jane yang berontak..
Tak ingin dicumbu oleh suamiku. Sedang aku…
Aku marah..
Aku cemburu…

Lalu suamiku datang mendekatiku..
Menjambak rambut ku..

Aw! Aku kesakitan…
Dan saat kubuka mataku..
Sebuah penis tepat diwajah ku mencoba menerobos masuk mulut ku..!

SIAL!!! Ternyata suamiku tadi hanya mimpi!!!
Aku mencoba berontak
Tapi tak bisa…
Tubuhku terlalu letih untuk berontak
Aku masih tak mengerti apa yangs edang terjadi…
Rambutku dijambak, dan sebuah penis diarahkan ke mulut ku.
Aku berontak tak ingin meng-oral nya..
Tapi hidungku di tutup sehingga aku kesulitan bernafas, lalu aku membuka sedikit mulutku untuk bernafas. Disitulah celah bagi penis itu untuk melesak masuk kedalam mulut ku…
GLEK.. GLEK.. GLEK…

Terus saja penis itu memompa mulut ku..
Terdengar suara Jane.. samar samar memelas… berontak…
Rupanya dia juga mendapat perlakuan yang sama…
Aku tak melawan…
Hanya pasrah dengan keadaan itu..
Lalu kemudian penis itu dicabut dari mulutku…

Suasana menjadi jelas…
Empat orang pria…

Nampak nya mereka sipir, terlihat dari celana yang mereka gunakan…
Mereka mengenakan penutup muka..
Kaos mereka berwarna hitam..
Ya kaos dalam para sipir itu..
Mereka melepas pakaian dinas nya..
Tapi tidak celana nya..
Mereka hanya mengeluarkan penis nya diantara ritsleting celana…

Kulihat Jane sudah tak berpakaian, dalam posisi mengangkang…
Seorang pria sudah mengentot vagina nya..
Sedang seorang lagi memompa mulut nya dengan penis…

Belum sempat aku memperhatikan Jane lebih detail, seorang pria lainnya mendekatiku dan mengarahkan penis nya ke wajah ku…
Dia menjambak rambut ku…
Tapi kutepis…

Kuraih penis nya.. dan ku masukkan kedalam mulut ku tanpa disuruh…
Penis nya bau !
Bau keringat..
Bau tak sedap !
Ah brengsek…

Tapi aku pernah melayani penis yang lebih bau dari penis sipir itu…
Penis dengan bau pantat ku sendiri…
Ah Setan!

Ada dua penis yang mengarah ke wajah ku..
Langsung saja ku blowjob keduanya bergantian…

Aku baru sadar, ternyata mereka tak ada mengeluarkan kata-kata yang melecehkan seperti yang sudah-sudah.
mungkin ini operasi senyap…
Tak ada yang tahu kecuali mereka berempat..
Entahlah…

Lalu salah satu dari mereka mengangkat pinggulku, membuat ku menungging kemudian mem-pelorotkan celana pendek ku…
Aku menggerakkan kaki ku, agar celana pendek itu bisa lepas semua sehingga aku bebas mengangkang..
Dan
JLEB..!

Penis nya melesat masuk kedalam vaginaku…
Di pompa nya keluar masuk didalam vaginaku…
Sedang sipir yang satu lagi memompa mulut ku dengan penis nya…
Mereka berempat…
Bergantian saja mengentot kami berdua…
Sehingga keempat penis itu sudah mencicipi mulut dan vaginaku…

Begitu juga dengan Jane…
Kulihat dia tak lagi berontak dan mulai hanyut dalam permainan.

Disaat aku berada diatas sedang menggenjot penis dengan vagina ku, tiba tiba saja Jane datang dan mengarahkan wajah nya ke selangkangan ku…
Lalu kemudian menjilat clitoris ku…

Goyangan ku jadi terhenti..

Jane masih saja menjilati clitoris ku dan penis yang menancap di vagina ku…

“Brengsek kau Jane!!.. sensasi apalagi ini bangsat!!” ucapku

Terdengar tawa nakal Jane, tapi dia tak berhenti menghisap klitoris ku…
Rasa sesak penis didalam vagina ku..
Ditambah rasa geli nikmat lidah Jane di klitoris ku membuat ku semakin melayang…

Kujambak rambut Jane dan kubenamkan dalam vaginaku…
Sesaat aku menggelinjang dan aku menegang…
AAAHHH…

Refleks kulepas penis yang ada didalam vaginaku…
Aku orgasme…
Wajah Jane banjir dengan air kenikmatan ku…
Aku megap megap sebentar lalu terbaring diatas tubuh pemerkosa ku…

Jane tak tinggal diam…
Vagina ku yang sedang menganggur, menikmati kedutan orgasme langsung di seruput nya…
Dijilat dan dihisap nya clitoris ku…
Ah nikmat….
Brengsek kau Jane..!

Bibirnya menciumi vagina ku, naik ke pusar, perut lalu menjilati payudara ku dan kemudian mencium habis bibir ku….

Hey! Tak ada sorakan! .. batin ku berujar..
Biasanya laki-laki akan riuh melihat tontonan yg seperti itu..
Tapi kali ini tidak…
Tak ada gemuruh…

Hanya lenguhan nafas kami berdua…

Tiba tiba seorang laki-laki menjambak rambut Jane, dan mengarahkan Jane untuk menaiki tubuh nya
Jane dengan beringas menggoyang penis yang berdiri tegak dibawah vagina nya…

Sedangkan aku…
Kembali kepada posisi standar; mengangkang dengan seorang pria mengentot vagina ku…
Lama kami dalam posisi itu, lalu kemudian Jane berdiri
Mendorong pria yang mengentot ku..
Lalu menarik tangan ku…

Jane menaiki penis itu lagi. dia membimbing ku untuk menjilat vagina nya yang sedang ngentot…

“Ah sial kau Jane…”

Kujilati vagina nya dengan posisi menungging…
Clitoris nya ku hisap dan ku emut…
Kurasakan di bibir ku daging lembut clitoris beradu dengan penis yang mengocok vagina Jane…

Sedangkan memek ku..
Tak nganggur…

…aku di doggy style…
Sebatang penis menikmati vaginaku…

Sampai akhirnya pria yang sedang digenjot oleh Jane menegang…
Tangan nya mencengkeram erat pinggul Jane…
Terlihat jelas penis nya berkedut memuntahkan sperma didalam memek Jane..
Terdengar suara lenguhan dan desahan nikmat…
Aku tak membuang kesempatan itu..
Ku emut dan kujilat penis dan vagina yang masih bersatu itu…
Jane mendesah..
Suaranya memenuhi ruangan bawah tanah itu…

PLOP!

Penis itu lepas dan keluar dari memek yang telah membuatnya muntah…
Langsung saja kusambar…
Kumasukkan kedalam mulut ku.,..

Rasanya campur-campur…
Rasa sperma..
Dan rasa memek…
Bersatu dalam terkstur lembut dan kental didalam mulutku…
Ah sperma….
Aku suka sperma…

Kuhisap kuat penis itu dan kubersihkan sampai tak ada sisa…

Beberapa tetes sperma keluar dari memek Jane…
Tanpa basa-basi langsung ku hisap..
Mulut ku dan memek Jane beradu…
Aku menghisap memek nya yang penuh dengan sperma sehingga sperma nya berpindah semua ke mulut ku…

“Brengsek! Aku suka ini !” hati kecil ku berujar.. insting liar ku menguasai akal pikiranku

Saat seorang pria menumpahkan sperma nya didalam vagina ku..
Jane juga melakukan hal yang sama…
Dia menghisap vagina ku sehingga sperma di vaginaku bersih tak tersisa dan berpindah ke mulut Jane…
Kami berciuman hebat dengan mulut penuh sperma…
Lagi..
Dan lagi…

Keempat pria itu..
Menumpahkan sperma nya didalam vagina kami..
Dan kami berdua membersihkannya dengan cara yang sama…

Damn!
Sial!
Brengsek kau Jane!

===============================

Setelah persetubuhan bersama para sipir itu, kami kembali mengenakan pakaian dan perlahan tertidur…
pening kepalaku masih lagi belum hilang karena tidur tak menentu..

Bangun pelacur !
Suara seorang perempuan memaksaku untuk bangun
Rupanya si polisi perempuan itu kembali lagi dengan beberapa orang laki-laki..
Rasanya hanya sebentar aku tertidur..

BYUR !
Air dingin disiram ke wajah ku…
Aku terkejut dan terpaksa bangun meskipun sebenarnya aku tak cukup beristirahat…

“kejutan untuk mu pelacur”
“kami menelpon polisi militer, dan tiga jam kemudian mereka menghubungi kami kembali. Mereka mengatakan bahwa tak ada seorangpun tentara yang bernama Amos”
“posisi mu semakin sulit sekarang, Kau tak ada bakat untuk berbohong!”

Kulihat pakaian nya sudah berganti dengan yang lain…
Kemeja putih dengan rok hitam se-paha
Stocking hitam dan sepatu kerja khas polisi wanita…

“sial..” dalam hatiku…
“nampaknya sudah lama sekali mereka meninggalkan aku, tapi aku merasa baru sebentar saja.. jam tidur ku jadi pendek karena diperkosa empat orang sipir”

“tapi aku berkata benar..” jawabku..

“ikut lah dengan kami…” jawabnya..

Kulihat Jane dipakai kan penutup kepala berwarna hitam, lalu kemudian disusul dengan ku
Tangan ku diborgol lagi ke belakang, dan kemudian aku dibawa melewati lorong…
Menaiki banyak anak tangga..
Terus saja berjalan tanpa aku mengetahui arah tujuan ku…
Terdengan sesekali mereka berbicara dan berkordinasi…

Lalu aku di dudukkan di kursi, dan kemudian penutup kepala dan borgolku di buka…

Aku beradaptasi sejenak dengan cahaya…
Terlihat samar samar beberapa pria mengelilingi ku didalam ruangan…
Tak ada Jane disitu!

Mereka lagi…
Polisi militer yang pertama kali menginterogasi ku…
Kali ini disertai polisi perempuan itu…

Polisi militer yang tak kutahu namanya itu, mendekatiku….

“aku ingin tahu….”
“siapa tentara yang bertanggung jawab atas masuk nya dirimu diperbatasan baltin?”

Aku terdiam sejenak…
Lalu menjawab dengan yakin…

“namanya Amos….” jawab ku…

Kulihat pria itu dan perempuan polisi itu saling bertatapan, lalu pria itu kembali menanyaiku..

“apa kau yakin?”
“ya aku yakin..” jawabku…

“sayangnya tidak ada tentara bernama Amos yang bertugas di perbatasan Baltin sejak 10 tahun terakhir”

“aku yakin namanya Amos…”

Pria itu terus manatapku dengan penuh heran…
Lalu dia mengeluarkan ada banyak sekali foto foto wajah, lalu menunjukkannya padaku

“apa kau mengenali mereka?”

Aku meraih foto foto itu, melihat dengan hati hati..
Sampai kuyakini bahwa aku mengenali sebagian mereka…
Hanya sebagian…

“beberapa dari mereka … aku tahu.. mereka lah yang menyetubuhi ku di perbatasan Baltin..” jawabku

“Lalu… tunjukkanlah pria yang bernama Amos itu…”

Aku mencari dan terus saja mencari wajah diantara banyak foto itu, sampai kutemukan wajah nya..

“ini dia, pria yang bernama Amos…” kata ku …
Pria itu hanya mengangguk lalu kemudian dia berkata..

“sayang nya pria itu nama nya bukan Amos”
“siapa dia?” tanya ku…
“itu rahasia, tapi nama nya bukan Amos..”
“dia lah pria yang mengizinkan aku melintasi perbatasan..” jawab ku…

“bagaimana kami yakin, bahwa kamu tidak menunjuk sembarang pria, lalu mengatakan pria itu bernama amos?”
“…”

Aku tertegun sejenak, menunduk dan tak dapat menjelaskan pernyataan itu…
Lalu terlintas sebuah ide dalam pikiranku..
Sebuah jalan terakhir..
Jika ini gagal…
Ya sudah lah…
Ku beranikan diriku…

“beri aku kesempatan sekali lagi..”
“kesempatan apa lagi?” tanya polisi wanita itu…

Aku mengulurkan tangan ku, tanda meminta sekumpulan foto itu
Tanpa banyak bicara, pria itu memberikan apa yang kuminta…
Kulihat dengan seksama wajah yang ada di foto itu, lalu kususun diatas meja, membentuk sebuah susunan, dengan wajah pria bernama Amos berada di paling atas.

“lihatlah…” kataku..
“pria yang kutahu bernama Amos ini….”
“memiliki lima orang anggota…”
“mereka semua, yang kususun dibawah foto Amos, adalah anggota mereka”
“mungkin dia tidak memberi tahuku nama asli nya ketika berkenalan dengan ku…”

Kulihat pria itu saling bertatapan dengan wanita polisi itu, lalu kemudian dia berdiri, mengajak polisi wanita itu ke pojokan yang agak jauh dariku;terlihat mereka sedang membicarakan sesuatu.
Setelah agak lama mereka membicarakan sesuatu..

Mereka kembali kepadaku lalu polisi militer itu berkata kepadaku

“kau beruntung… tapi kau tak boleh senang dulu…”

Pria itu lalu berkemas dan mereka semua pergi meninggalkan aku didalam ruangan pengap tanpa jendela itu…

Lama mereka meninggalkan aku..
Tubuhku kembali bercucuran keringat di ruang tanpa ventilasi udara tersebut

Tubuh ku yang kecapean karena kurang istirahat perlahan bersandar pada dinding dan akhirnya tertidur…
Lagi…

Sampai akhirnya beberapa orang pria membangunkanku, menutup kepalaku dan membawa ku pergi lagi, menuju tempat yang ku tak tahu kemana
Aku tak berharap banyak pikirku, mungkin aku akan dibawa kembali ke ruang bawah tanah itu… dan disiksa kembali..
Saat penutup kepalaku di buka..
Rupanya ruang tahanan yang lebih baik, hanya aku sendiri. Aku tak merasa istimewa dengan ruang tahanan sendiri. Mungkin karena aku tahanan dengan status mata-mata negara sehingga tidak dicampur dengan tahanan lain.

Tak ada Jane!
Aku tak tahu kabarnya…
Tiga hari aku di ruang tahanan itu, lalu kemudian dua orang sipir datang menemuiku dan membawaku ke sebuah ruangan. Disana ada seorang pria gendut, berkemeja putih bergaris.
Dia memperkenalkan diri bahwa namanya adalah DR Manthurio.
Lalu setelah mempersilakan aku duduk, dia memberitahuku bahwa dia adalah Psikolog yang dikirm Kedutaan Besar negara kami. Karena dia mendengar informasi ada mata-mata yang tertangkap, dia segera menghampiriku dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Awalnya aku ragu-ragu untuk menceritakan hidup ku, tapi akhirnya aku luluh juga dalam pesona dan kelembutan hati pria gendut itu.
Aku menceritakan segalanya…
Termasuk pada saat aku merasa nyaman di gangbang banyak pria…
Sesekali dia tertawa dan melempar beberapa candaan…

Dia menanyaiku banyak hal..
Apakah aku takut hamil…
Aku jawab saja, aku menggunakan IUD sehingga aku tak khawatir hamil.
Termasuk apakah aku takut akan penyakit…
Ya aku jawab saja aku tak terfikirkan penyakit

Setelah cukup dalam dia mengorek kehidupan pribadiku

Aku bertanya padanya tentang nasib anak dan suamiku…
Dia menceritakan sekilas, bahwa anak dan suamiku baik-baik saja.

Anak ku tinggal dikantor Kedutaan Besar.
Sedangkan suamiku berada di markas Komando anti terror karena diduga hendak melakukan teror.
Aku memohon kepadanya agar bisa membantu suamiku agar bisa keluar dari tahanan. Dan DR Manthurio mengatakan bahwa semuanya sudah di urus oleh negara.

Aku pikir DR Manthurio datang sebagai penyelamat, yang bisa mengeluarkan aku dari ruang tahanan ini. Tapi ternyata… tidak semudah itu.

Dua minggu kemudian aku dipindahkan ke ruang tahanan lain, dimana satu sel berisi 10 orang wanita, dan aku menjalani kehidupanku sebagai tahanan wanita pada umumnya.

Enam bulan lamanya aku berada di tahanan dengan pengawasan ketat, karena masih dicurigai sebagai mata-mata.

Beberapa kali aku menghadiri penyidikan dan persidangan dengan dibantu oleh DR Manthurio.

Meskipun selama enam bulan itu tak ada intimidasi yang sangat berarti seperti yang sudah-sudah.
Terkadang aku merasa kesepian.
DR Manthurio setiap datang selalu bersama anak ku.
Itu menjadi pengobat hati yang pedih dapat melihat dan memeluknya, dan menyadari bahwa dia masih selamat sampai sekarang.

Aku tahu, sepertinya ada yang salah dengan diriku…
Selama berbulan-bulan itu aku menahan gejolak yang tak biasa…

Hari hari sulit yang pernah kulalui penuh dengan penis, persetubuhan dan ceceran sperma, tiba tiba saja anjlok dan harus melihat wanita saja setiap harinya di sel tahanan ku, termasuk para sipir nya pun wanita!

Aku geli…
Aku gelisah…

Ada yang kurang…
Kebutuhan biologis ku berontak…

Harus ada sesuatu yang memuaskan ku…
Tapi tidak..
Bukan wanita..!!

Sesekali otak kotor berfikir untuk meremas payudara teman satu sel ku..
Dan menjilat vagina mereka…

Dengan harapan mereka juga akan melakukan hal yang sama sepertiku…

Ah Jane!!
Brengsek kau!!

Dan polisi wanita di ruang bawah tanah juga brengsek!!
Karena mereka, aku jadi menikmati adegan lesbian itu!!

Aku tak bisa apa-apa…
Teman satu sel ku yang sekarang..
Mereka cupu!
Mereka hanya kriminal biasa…
Tak mungkin aku memaksa mereka lesbian..
Ah brengsek!

DR Manthurio !
Satu satunya Oase didalam kehampaan ku selama berbulan bulan tak melihat pria; hanya melihat para wanita.

Kehadiran DR Manthurio dengan alasan membawa anak ku untuk menemuiku, memberikan pendampingan hukum dan psikologis.
Setiap pertemuan dengan DR Manthurio, pikiran jorok ku selalu saja kesana kemari, meskipun masih dapat ku kendalikan. Tapi gesture tubuhku dapat terbaca dengan jelas oleh DR Manthurio. Bahwa aku merindukan sesosok laki-laki yang dapat memuaskan ku.

Sampai suatu ketika, aku tak sungkan menceritakan hasrat ku kepada DR Manthurio.
Mungkin karena dia seorang psikolog, dia bisa mengorek informasi lebih dalam yang kusembunyikan.
DR Manthurio hanya menyarankan aku untuk masturbasi dan menahan diri dari semua godaan itu.

Akhirnya pada bulan ke delapan aku berada di tahanan itu, penyelidikan selesai.
Dan aku divonis bebas oleh hakim yang memutuskan.
Aku tak tahu harus pulang kemana, karena aku tak punya rumah.
DR Manthurio membawaku ke kedutaan besar, dan setelah disambut oleh pejabat negara, dipeluk oleh mereka semua, dan setiap mereka semua mengucapkan selamat atas kebebasanku.

Beberapa orang komisioner Kedutaan besar menanyaiku banyak hal, termasuk kemana aku akan pergi setelah ini.
Aku menjawab bahwa aku tak yakin.
Aku ingin tinggal disini saja; di kedutaan besar sambil menunggu proses persidangan suamiku. Dan jika Tuhan menghendaki, aku ingin pergi ke Duban; negara asal nenek moyang kami; dimana kami masih memiliki kerabat jauh disana.

Sore itu, DR Manthurio mendatangiku ke kamar; tempat aku dan kevin tinggal di kedutaan besar.
Dia mengajak ku untuk menemui seorang dokter umum untuk memeriksa kondisi kesehatan ku, sedang Kevin, ku tinggal bersama Nona Ana; seorang wanita yang selama ini merawatnya.

Dokter bernama Serena; seorang dokter umum. dia memeriksa banyak hal mulai dari mata, tubuh, luka lebam, kondisi perut, cek darah, urin, tinja dan lain sebagainya.
Dia menanyaiku banyak hal termasuk apakah aku memiliki keluhan..
Aku jawab tidak ada…

Ingin kujawab, bahwa sebenarnya aku mengalami sakit mental..
Dari seorang ibu rumah tangga biasa…
Menjadi seorang wanita penggila sex..
Ah tapi…
Bukan tempat nya…
Aku tahu aku hanya bisa bercerita hal itu dengan psikolog..
… …. DR Manthurio… …

Waktu menunjukkan pukul 9 malam
Dokter Serena sudah selesai mengambil banyak sample dari tubuhku dan mengisyaratkan untuk mengambil hasilnya nanti beberapa hari kemudian…

Kami mampir di sebuah restoran untuk makan..
Diperjalanan pulang…
Aku merasakan sedikit gelisah …
Vagina ku berkedut…

Vagina yang terbiasa di gangbang banyak pria, tiba tiba saja harus libur selama 8 bulan lebih didalam sel tahanan wanita; dan kali ini seorang pria gendut bernama DR Manthurio ada didalam mobil bersamaku…

Jantungku berdebar cepat…
Aku ingin memeluknya…
Menghisap penis nya..
Dan memasukkan nya kedalam vaginaku…

Aku tak mencintainya..!

Aku hanya perduli dengan nafsu sex ku yang sudah lama libur panjang; tak terpuaskan.
Aku harus membuka pembicaraan… pikirku… Sebelum mobil ini kembali ke kedutaan…

Sial!

====

“DR Manthurio, dengan apa aku harus membalas semua kebaikanmu..”
“tak ada… aku sudah digaji oleh negara.. “ jawabnya..

“…”

aku terdiam sejenak..
kupikir..
aku harus lebih tegas lagi menyatakan maksud ku..

“DR Manthurio… emm… …”
“apa?”
“bawalah aku ke sebuah hotel, agar aku bisa membalas semua kebaikan mu..”

“hahaha…. “

DR Manthurio tertawa…

“kau mau balas pakai apa? Hah? Haha…”

“brengsek kau DR Manthurio ..” ucapku dalam hati…
Aku tersipu malu, dan menutup wajahku…

“yasudah kalau tidak mau… “ jawabku…

“aku pikir kau trauma, setelah diperkosa oleh banyak pria?”
“apa kau menikmati permainan seksual itu? “

Aku terdiam sejenak… tak tahu harus menjawab apa…

“jawab lah.. jangan takut… mari kita cari solusinya.. “ jawabnya…
“lepaskan semua beban mu, lepaskan semua yang ada dipikiran mu… aku seorang psikolog kan..?”

“katakan.. apa kau menikmati permainan seksual itu?”
“jawab lah…”

“ya.. aku menikmati semua permainan itu… dan aku merindukannya… mungkin aku gila.. tapi..”
“aku menikmati saat aku dilecehkan…” ucapku..

“ya aku tahu itu, ada sebagian orang yang mengidap perasaan seperti itu…” jawabnya…

Lalu suasana menjadi hening sejenak…
DR Manthurio hanya diam dan fokus pada kendaraannya..

“bawalah aku ke sebuah hotel.. dan perkosa aku disana.. ! hanya ada kau dan aku!” pinta ku..

DR Manthurio setuju dan membawaku ke sebuah hotel.
Dikamar hotel, aku pikir dia akan langsung memperkosa ku..
Tapi ternyata tidak..
Dia memperlakukanku layaknya wanita yang harus dihormati..

Dia mengajak ku mandi..
Membersihkan tubuh ku…
Mencukur dan merapikan bulu kemaluanku..

Kami melakukannya sambil bercanda…
Setelah selesai, di keringkan nya seluruh tubuhku dengan handuk…
Di genggam nya tangan ku dan ditarik ke kasur…
Kami berbaring..
Bercerita banyak hal
Sesekali kami tertawa lepas menceritakan hal-hal lucu

DR Manthurio mulai meraba tubuh ku..
Mengelus rambut ku

Lalu kemudian mencium kening ku dan lanjut ke bibir ku…

Aku berharap dia mau menjilat vagina ku..
Tapi…

Untung aku tak berharap banyak…
Harapan ku tak sesuai kenyataan…

Permainan nya sungguh standar..
Tak ada yang hebat…

Aku berusaha untuk menjadi liar…
Berjoged sambil telanjang dihadapan nya..
Atau melontarkan kata-kata vulgar..

Ekspresi nya…
Biasa saja…

DR Manthurio hanya mendesah dan terdiam saat kuhisap penis nya..
Tak ada perlawanan..
Apalagi paksaan..

Sial!

Hanya beberapa saat dia menyetubuhiku..
Memasukkan penis nya kedalam vagina ku..
Beberapa kali goyangan..
Dan …
Semua berakhir dengan ceceran sperma di perut ku…

Kami lanjut ngobrol lagi…
Disaat DR Manthurio terlelap sekejap..
Kulihat penis nya mengendur..
Iseng ku isap dan ku emut penis nya sehingga DR Manthurio terbangun…

Aku memaksanya untuk melanjutkan permainan..
Aku ingin dipuaskan…
DR Manthurio memenuhi keinginanku..
Untuk ronde kedua, aku memintanya untuk lebih dahsyat lagi…
Tapi…

Hanya genjotan dengan posisi standar lalu diakhiri dengan keluarnya sperma…

Sial !
Sial !
Sial !

DR Manthurio izin pamit tidur…
Tak ada yang bisa ku lakukan..

Aku sadar..
Permainan DR Manthurio tak ada ubahnya permainan dengan suamiku dulu..

Sejenak aku melamun dan menyadari bahwa sebenarnya bukan lah mereka yang tak hebat, melainkan aku yang sudah berubah sangat banyak setelah melalui serangkaian kejadian yang kualami.

Aku tak bisa tidur..
Aku keluar kamar menuju balkon…

Sensasi dingin malam menerpa tubuh telanjang ku…
Ku elus vagina ku perlahan sambil menatap ke arah lampu-lampu kota …

Dimana…
… dimana …

Dimana bisa kutemukan permainan hebat dengan intimidasi yang pernah kulalui…

TAMAT

Baca : Para Istri Yang Diperkosa

Comment