Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri Chapter 10

A+ A-

Cerita Sex Bersambung Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri

Kisah Mencoba Berdamai Dengan Diri Sendiri Chapter 10

? NOVELBASAH ? Disaat kondisi tubuhku mulai melemah. Kurasakan kaki ku tak mampu lagi berdiri lama.
Tak ada tempat bersandar..
Hanya rantai besi yang mengikat leher ku …
Sesekali; saking letih nya berdiri aku menggantung leher ku di pengikat besi itu. Membiarkan nya pasrah menggantung seperti orang mati gantung diri.
Tapi tak dapat lama
Sensor otak ku memaksa tubuh ku untuk terus berdiri..
Karena tercekik, sensor otak ku melawan ketika aku menyandarkan leher ku pada pengikat besi itu …

Mereka memang tak menyiksa ku ..
Namun mereka menempatkan aku dalam posisi tersiksa.

Otot kaki ku menegang meminta istirahat.
Tapi tak bisa …
Kurasakan pandanganku mulai berkunang …
Merah …
Kuning …
Hitam …

Warna warna yang sesekali muncul dalam penglihatan ku..
Mengindikasikan bahwa aku akan segera pingsan …

Dua orang narapidana yang mengalami siksaan dihadapanku terus saja menerima cambukan dari algojo gempal yang memaksa mereka untuk mengakui perbuatan mereka…

Entah apa tuduhan nya…
Aku tak tahu…
Atau mungkin aku akan segera tahu …

“Cieet….”

Suara pintu sel besi terdengar terbuka.
Seorang wanita membukanya; masuk lalu kemudian mengunci nya kembali.
Wanita, mengenakan baju kaos hitam ketat; ada tulisan polisi berwarna kuning dengan ukuran kecil di dada kiri nya.
Mengenakan celana panjang lengkap dengan sepatu boot khas militer..
Bertopi ..
Rambut nya pendek kemerahan, terlihat diantara topi nya …
Wajah nya putih bening..
Sang algojo hanya melirik sebentar dan kembali melanjutkan aktifitasnya

“halo sayang.. bagaimana keadaanmu?” tanya nya sambil mendekatiku …

Aku tak menjawab..
Sebab aku tak kenal..
Lagian aku merasa dia tak penting …

Yang terpenting bagiku sekarang adalah bisa istirahat; berbaring atau hanya sekedar duduk …

“…. kau akan berakhir sama seperti mereka, jika tidak mau bekerja sama…” ucapnya sinis sambil menatap mataku…

Aku memalingkan wajahku..
Tak ingin melihat matanya yang berwarna biru kehijauan …

Sret…
Uh ….
Di cengkeram nya rahangku dengan tangan kanan nya, untuk dihadapkan ke wajahnya …

“seorang pelacur sepertimu tak cocok disiksa dengan cara diperkosa para tahanan”
“alih-alih tersiksa, kamu pasti malah menikmati setiap penis para tahanan kan? Hahaha…”
“….”
“sekarang, bekerja samalah dengan ku ….”
“jika kamu koperatif, kamu tidak akan berakhir seperti kedua orang itu… “
“kamu mengerti….?”

Aku tak menjawab..
Pipi ku dicengkeram nya sehingga bibirku menjadi monyong kedepan dan susah berbicara ….

Tanpa kuduga …
Dia membelai kepalaku, lalu mencium bibirku …

“mmmphh….”

Bibirku habis dilumat nya ….
Sedang tangan kanan nya menahan kepalaku agar tidak bisa lepas dari serangan bibirnya ….

“mmph….”

Bibirku yang kering kehausan menjadi basah …
Aku tahu ini sesuatu yang salah..
Aku bukan lesbian..
Tapi ini kesempatanku untuk membasahi tenggorokan ku yang kering …

Kubalas ciuman bibirnya ..
Kuhisap dan kulumat bibirnya …
Hingga air liurnya membasahi mulut ku..
Dan perlahan kutelan ..
Untuk menghilangkan dahaga ….

PLAK .. !!!
Aku ditamparnya..

“Hahahaha… tak salah kalau mereka menyebutmu jalang… haha .. !”

Dia tak tahu kalau aku membalas ciumannya bukan karena aku lesbi. Tapi aku hanya ingin minum ..
Ah sudahlah..
Tak penting…

BUK .. ! BUK …!!
Dua kali bogem mentah mendarat di pipi ku…
Dan sebuah tendangan lutut mengenai perut ku…

Aku kesakitan…
Dua pukulan di pipi itu tak berasa apa apa
Tapi tendangan lutut di perut ku membuatku merasa perih.
Mungkin tendangan nya tepat mengenai ulu hati ….

Aku meringis…
Mengaduh …

Perempuan itu lalu kemudian menjambak rambutku
Memaksa kepalaku untuk tegak …

“apa kamu mengenal mereka?” tanya perempuan itu sambil menunjuk kearah dua orang korban yang sedang disiksa …..

Lama kuperhatikan kedua orang korban itu …
Tapi aku tak mengenal mereka…
Aku memang tak kenal …

Aku menggeleng …
Memberi isyarat bahwa aku tak mengenal mereka…

PLAK !
Aku ditampar lagi …
Lalu kerah baju ku di genggam dan didekatkan kewajahnya…

“aku sudah bilang, kalau kau tak mau bekerja sama, semuanya akan jadi susah …!” bentaknya
Matanya melotot menatap tajam kearah mataku …

“aku memang tak mengenal mereka… “ jawabku pelan .. lirih …
Kerah bajuku dilepas sambil didorong sehingga aku terdorong kebelakang..
Polisi perempuan itu kemudian mendekati tahanan yang laki laki….
“apa kamu mengenal perempuan ini..?” tanya nya…

Laki laki itu tak mejawab sampai akhirnya sang algojo kemudian menyiksa….
dia dicambuk tanpa ampun, sampai akhirnya terdengar kalimat…

“iya aku mengenal perempuan itu… “ jawab sang laki laki …

“siapa dia?”

“dia adalah perempuan yang mengurus keberangkatan kami ke negara ini”
“dia adalah perempuan yang memiliki akses langsung dengan petinggimiliter di negara kalian”
“aku tidak tahu siapa nama petinggi militer kalian…”
“perempuan itu yang tahu…”
“petinggi militer kalian, ingin berkuasa…”
“dia ingin memanfaatkan TPR untuk merusuh, lalu dia akan muncul sebagai pahlawan..”

Aku terkejut mendengar fitnah dan tuduhan yang di alamatkan pria itu …

“BOHOONGG !!! DIA BOHONG !!!…………… BOHOOONGG !!!”
Aku berteriak sejadinya, disisa tenaga ku yang semakin menipis.
“AKU BUKAN MATA MATA.. DIA BOHONG !!!!……. PENIPU… !!.. PENIPUUUUUUUUUU!!!”
Aku berteriak sejadinya, membantah tuduhan pria itu…

Aku tahu, kalimat dari kedua orang itu bisa saja membahayakan diriku.
Apalagi fitnah yang baru saja dikatakan oleh orang itu

Aku sungguh merasa tersudut
Aku hanya menangis

Lalu polisi perempuan itu berjalan mendekatiku…
Meraba tubuhku ….
Memeluk tubuhku dari belakang; meremas payudaraku dan mencium pipi ku…

Aku hanya bisa menepis sebisanya diiringi hujan air mata ….

Kurasakan tangan nya membuka kancing bajuku satu persatu …
Melepas kemeja yang kukenakan ..
Tak ada perlawanan..
Tubuhku terlalu letih…
Lalu berlanjut ke celana pendek ku …
Di turunkan nya celana itu ….
Dan dilempar nya jauh …

“ampuun… ampuun… “ kataku memelas ….

Aku tak dapat melawan..
Hanya menutupi payudara dan vagina dengan tanganku …

Terbayang siksaan yang akan kualami..
Mungkin akan bernasib sama seperti wanita yang ada dihadapan ku…

Tapi ternyata tidak..
Atau mungkin belum…

wanita itu meremas payudaraku..
Mencium pipiku …
Dan menghisap telingaku…
Menggerayangi tubuh ku..
Lalu tangan kiri nya menjamah selangkangan ku dan memainkan clitoris ku …..

“…aaahh….” mulutku refleks mengeluarkan desahan …
Spontan ku tutup mulut ku dengan tangan ku…

“…uuuw… kau menyukainya ya.. “ ujar nya …
“dasar pelacur … sempat sempat nya mendesah disaat seperti ini .. haha.. “
“…. …. “
“apa kamu menyukai nya..? “ tanya nya ….

Aku menggeleng kan kepalaku…
Tanda bahwa aku tidak sependapat dengan wanita itu …

“oke, kalau kau tidak suka dijamah oleh wanita seperti ku…”
“mungkin kau akan suka dengan ini… “

Polisi perempuan itu kemudian mengambil sebuah cambuk…

“jangan.. jangan … !” aku memelas..

CTAR!!!

Cukup sekali saja cambuk itu mengenai tubuh ku…
Tubuh ku langsung lemas …
Aku masih sadar..
Tapi tak berdaya lagi…

Kubiarkan tubuh ku menggantung di pengikat besi yang menjerat leher ku…
Aku tersedak..
Aku tercekik…
Tapi aku tak mampu berdiri lagi..
Karena sudah ber jam-jam aku mendapat siksaan berdiri ..

Terdengar instruksi dari polisi wanita itu kepada algojo untuk segera melepaskan tali yang menggantung ku …

BRUK… !!!
Tubuh ku ambruk kelantai
Saat tali itu dilepaskan…
Tali yang menggantung ke langit-langit memang dilepaskan..
Tapi rantai dan pengikat yang berada di leherku tak dilepas …

Kurasakan tali dileherku ditarik paksa…
Diseret …

Kulit tubuh ku bergesekan dengan lantai beton sehingga terasa perih…
Untuk mengurangi rasa sakit itu aku terpaksa merangkak..
Mengikuti kemana arah tarikan tali itu …

Otot kaki ku yang keram karena terlalu lama berdiri, dipaksa lagi untuk bergerak …
Beberapa meter aku diseret..
Ternyata aku diseret ke sebuah toilet …
Itu toilet duduk, dengan genangan air yang cukup banyak didalam nya …

Rambut ku dijambak…
Dan diarah kan ke toilet ….
Lalu kepala ku..
Wajah ku…
Dibenamkan paksa kedalam genangan air toilet itu …

Aku meronta ..
Tak bisa bernafas..
Tanganku bergerak mendorong agar kepalaku keluar dari toilet itu, tapi tak bisa..
Algojo itu terlalu kuat untuk dilawan tubuhku yang lemah ini …
Disaat aku hampir kehabisan nafas…
Kurasakan kepalaku diangkat..
Dan aku megap-megap mencari udara …

“ … haaaahh… “
Nafas ku memburu..
Jantung ku berdebar hebat …

“nah.. katakan… mana yang kau mau?”
“disiksa atau dinikmati? Hah?”

Aku tak menjawab …
Aku bingung…
Selain bingung, aku juga masih tak ada stamina walau hanya untuk sekedar menjawb pertanyaan …
Kurasakan otot kaki ku mendapat sensasi yang sangat hebat..
Setelah berdiri ber jam-jam, ini kali pertama aku dapat duduk dan mengistirahatkan kaki ku…

Aku hanya diam saja, lalu kemudian rambut ku dijambak lagi…
Dan wajah ku dibenamkan lagi kedalam genangan toilet itu ….
Aku megap-megap lagi..
Mencoba melawan tapi tak bisa …
Dan disaat aku hampir kehabisan nafas..
Kepalaku diangkat lagi ….

“…. haaah…” ku buka mulut ku sambil menarik nafas yang panjang ….

Rasa hampir pingsan yang tadi kurasakan mulai berkurang, karena aku dapat duduk dan kesegaran air… toilet…
Ah.. air toilet…
Dalam kondisi normal aku tak sudi minum air toilet…
Aku tersandar duduk di dinding toilet…

BUK…!!
Lagi… Sebuah tendangan sepatu boot mengenai perut ku …
Aku terbaring jatuh dilantai ….

“yap… kalau kau tidak suka dengan cara mudah, mari kita pilih cara yang susah..”
“sekarang katakan….”
“…”
“pria itu bilang kalau kau punya akses langsung dengan petinggi militer negara kami…”
“siapa yang dia maksud?”

“aku tidak tahu…” jawabku..
“aku tidak tahu apa yang kalian maksud…”
“tolonglah.. aku tidak mengerti apa apa…” jawabku sambil menangis…

Kepalaku di benamkan lagi kedalam toilet…
Lalu di tanyai lagi…
Lagi..
Dan lagi…

Tapi aku tidak menyerah…
Aku masih saja dengan jawaban ku..
“aku tidak tahu..”

Karena memang aku tidak tahu…
Lalu aku diseret dan dihadapkan lagi dengan pria itu…
Pria itu dipukuli dan disiksa lagi…

“… dia bilang, dia tidak tahu apa-apa, sedangkan kau…. kau bilang, perempuan inilah mata-mata yang punya akses langsung kepada petinggi militer kami..”
“…”
“yang mana yang benar?!”

“.. ya perempuan itu…”
“ .. aku mengenal nya .. sungguh aku mengenali nya…” jawab nya …

Polisi wanita itu kemudian mendekatiku…
Lalu berkata…
“apa betul yang dikatakan nya..?”
“tidak.. “ jawab ku…

“dia bilang, dia mengenalmu….”
“tapi aku tidak mengenal nya, dan semua yg dia katakan itu bohong..”

PLAK !
Sebuah tamparan mengenai pipi ku..
Lalu dilanjut dengan pukulan dan tendangan…
Aku tersungkur jatuh kelantai ….
Kurasakan darah menetes dari hidungku..

“.. kau akan menerima siksaan lebih berat dari ini….”
Sesaat polisi wanita itu berdiri, membelakangiku. Aku menyadari sesuatu…

“tunggu…”
Polisi wanita itupun kembali mendekatiku..
“ada yang mau dikatakan?”

“kalau benar pria itu mengenalku, coba suruh dia sebutkan nama ku. Lalu cocok kan dengan berkas yang ada pada kalian…”
Polisi wanita itu tertegun, terdiam sebentar.
Lalu menghampiri laki laki itu…

“kalau kau benar, coba sebutkan nama wanita itu….” ucap polisi perempuan itu

Pria itu nampak gugup dan gemetar…
Dan menyebutkan banyak nama…
Tapi tak ada satupun nama yang cocok dengan namaku …

PLAK..
Sebuah tamparan diwajah pria itu…
Sesaat aku merasa diatas angin kemenangan, karena pria itu tak dapat memberitahu siapa namaku..
Yang artinya dia tak mengenaliku..
Dan itu adalah bukti cukup bahwa dia berbohong tentang diriku…

“aku berkata benar… “ kata pria itu…
“seorang wanita menyelundupkan kami di perbatasan…”
“itu kenyataan…”

“wanita itu?!!”

“aku tidak tahu yang mana….”
“yang aku tahu hanya wanita yg menjual dirinya di perbatasan agar kami semua bisa lolos”
“aku yakin, kalian punya data… wanita mana saja yang kedapatan menjual diri diperbatasan…”
“….itulah dia…”

“DAMN!!!… SIAL!!.. “ aku memaki dalam hatiku …
Aku bisa sejauh ini…
Mengapa…
Aku tidak tahu apa apa tentang penyelundupan teroris….

Polisi perempuan itu kemudian mendekati tahanan wanita yang lain,
“apa kau mau bicara?” katanya …

Tahanan perempuan itu berkata dengan nada yang lemah..
“aku hanya pelacur yang mencari nafkah untuk hidup ku…”
“aku tidak tahu apa apa tentang politik kalian.. “ ucapnya…

“dan kau melacur di perbatasan?”
“ ..iya..”
“…itu aneh… tentara yang bertugas tak punya uang, atau uangnya hanya sedikit karena mereka bertugas didalam hutan. mengapa kau melacur di perbatasan?”

Wanita itu hanya diam tak menjawab…
Tak tahu apa yang harus dijawab…
Polisi wanita berjalan mendekatiku …

“apa kau mau bicara?” katanya…

“pria itu berbohong.. dia mengaku mengenaliku.. tapi dia tidak tahu namaku…”
“aku tidak menjual diriku… “ jawabku..
“aku ingin keluargaku selamat…”
“sampai akhirnya diperbatasan aku bertemu dengan seorang tentara, bernama Amos”
“dia mengizinkan aku melintasi perbatasan, dengan syarat dia menginginkan tubuhku..”
“aku hanya membawa suami dan anak ku masuk perbatasan… tidak lebih..”
“Amos tahu segalanya tentang diriku, diperbatasan Baltin…”
“aku mengatakan yang sebenarnya…”

“Baltin?” tanya nya..
“kau melacur diperbatasan Baltin?”
raut wajah nya menunjukkan bahwa dia tak percaya bahwa aku masuk melalui perbatasan Baltin

“ …iya… tapi aku tidak melacur…”
“… aku merelakan tubuh ku…”
“agar suami dan anak ku bisa selamat dari kerusuhan dinegara kami..”

“Ahahahahah……”
Polisi wanita itu tertawa lalu bertepuk tangan …
Raut wajah nya yang heran berubah menjadi wajah gembira seolah semuanya sudah terang untuknya…
Entahlah ….

“aku tidak mempercayaimu…”
Matanya melotot tajam ke arah ku…

“para tentara yang menyetubuhi kami…”
“mereka lah kunci dari rasa ingin tahu mu…”
“siapakah diantara kami berdua yang menyelundupkan banyak orang…”
“tentara perbatasan yang menyetubuhi kami lah yang tahu jawabannya…”
Jawabku tegar .. diantara deru nafas ku yang semakin ter-engah engah…

“.. pintar kau mengajariku… “
“aku jadi semakin curiga kau lah mata mata yang sesungguhnya…”
“aku akan mencari tahu apakah yang kau sampaikan itu sebuah kebenaran …..”
“ … mari kita istirahat sejenak..”
“mengapa kita tidak sedikit bersenang senang sebelum mengakhiri ini semua?” katanya ….

Dia memerintahkan algojo nya untuk membuka ikatan tahanan wanita itu, dan menarik wanita tahanan itu mendekati ku…
Bibir nya bengkak..
Matanya lebam…

Tubuh kurus nya, banyak bekas cambuk..
“.. kalau ingin di sudahi untuk hari ini… berikan aku sebuah pertunjukan…” katanya …
Aku terheran..
Apa maksudnya pertunjukan….
“cepatlah…. pertunjukan erotis dua orang pelacur perbatasan.. hahahah… “
“terserah kalian mau ngapain… buat aku senang… “
“pelacur bisa apa sih selain ngentot? Hahaha….”

Tertawa nya merendahkan kami berdua…
“cepat lah.. cepat…”
Dia mengambil cambuk dan memecut lantai yang ada dihadapan kami….
Cetar!!

Wanita disampingku terkejut..
Polisi itu kemudian mendekati kami dan menghadapkan wajah kami..
Memaksa kami untuk berciuman….

“.. ayolah lonte… beri pertunjukan ….”

Aku tak mau…
Aku tak sudi…

Aku palingkan wajah ku…
Tapi aku ditendang dengan sepatu boot…
Lagi..
Aku tak ada pilihan…
Aku mencium bibir tahanan wanita itu perlahan…
Kami berciuman..
Tapi aku harus berhati hati karena dia terus merintih kesakitan saat bibir lebam nya mengenai tubuh ku …

Tak panas.. tak nafsu..
Hanya ciuman bibir bertemu bibir ….
Tak lebih…

CTAR!!

Lagi, cambuk mengenai punggung ku….
Meskipun tak sakit..
Rupanya hanya pukulan pelan..
“yang semangat.. ayo… pertunjukan erotis.. cepat…. “ katanya

langsung saja kulumat bibir lawan main ku…
kupeluk tubuh nya…
dan dia juga memeluk tubuh ku..
kami berciuman, meskipun sesekali lawan main ku meringis menahan perih di tubuh nya…
lalu dia turun ke payudara ku..
menciumi, meremas dan menjilati puting susu ku…

aku merasa kegelian…
ada hasrat aneh dalam tubuh ku…
aku tahu itu salah..
lesbian itu bukan perliaku normal…

ah persetan…
di gangbang tentara perbatasan juga bukan perilaku normal…
setan!

Tangan nya meraba raba vaginaku..
Geli…
Sentuhan wanita itu berbeda dengan sentuhan kasar laki-laki…
“ayoo ngangkang… berikan memek mu untuk dijilat….” perintah sang polisi perempuan…

Ku ikuti perintah nya…
Aku duduk selonjor, tubuhku condong kebelakang bertopang pada tangan ku…
Lawan main ku mulai menjilati vagina ku…

Ahh… geli…
Enak.. nikmat…
Lama vagina ku tak dijilat ….
Tak ada seorangpun yang mau menjilat vagina kotor, bekas para tentara perbatasan…

Kurasakan lidah nya bermain di klitoris ku…

“.. mmmppphh…” aku menahan nikmat…
Kupejamkan mataku..
Pikiranku melayang..
Melupakan sejenak rasa sakit yang kualami…

[HIDE]
Tiba tiba saja mulutku disumpal…
Aku terkejut…
Ternyata selangkangan sang polisi wanita …
Dia membuka celana dan sepatu nya…
Disodorkan vagina nya ke wajah ku untuk dijilat…

Aku tak pernah menjilat vagina wanita..
Hanya ku cium cium saja…
Dijambak nya rambut ku…
Dibenamkan nya paksa kedalam selangkangan nya…

“.. keluarkan lidah mu sayang…mmmh…” perintah nya..

Dia terus saja membenamkan vaginanya
Kurasakan lidah ku bersentuhan dengan vagina..

Ohh beginikah rasanya menjilat vagina..
Lembut…
Tak seperti menjilat penis yang keras….
Teksturnya begitu lembut dan basah…
Kumainkan lidah ku di vaginanya..
Polisi itu terus mendesah menahan nikmat…

”… rupanya kamu tidak berpengalaman menjilat vagina…” ucapnya
“coba perhatikan teman kamu ini…”
Dia kemudian menarik rambut tahanan wanita itu, membenamkan kedalam vagina nya..
Lalu dia mulai mendesah keenakan…

“.. aaah goodd…. mmmhh mantaaapp… mmhh…. ah”
Lama dia menikmati jilatan di vagina nya…
Polisi itu kemudian berpindah kepadaku
“nih, klitoris nya di emut.. di jilat… paham?”

Aku hanya mengangguk lalu kepalaku dibenamkan kedalam selangkangan nya..

“.. mmmh…” aku menikmati vagina ini…
Ku emut clitoris nya dan sesekali ku hisap …
Aku merasakan nikmat nya menjilat vagina…

Lama kami berdua melakukan adegan lesbian…
Saling jilat dan cium…
Ya ..
Hanya berdua…
Karena sang polisi wanita tak ikut menjilat….
Dia hanya ingin dijilat…
Dia hanya ingin dilayani…

Kedua lawan main ku sudah aku jilat habis semua vagina nya..
Aroma nya…
Aroma vagina kami bertiga…
Berubah menjadi aroma air liur…

Lalu kemudian sang polisi perempuan itu menyatakan “sudah..”
Sang polisi wanita itu keluar sejenak, lalu kembali membawa segelas besar air, dan dua buah jagung rebus untuk kami makan.

Tahanan pria dibawa keluar..
Ketempat yang berbeda..
Sedang aku..
Ditinggal berdua bersama tahanan wanita itu….
Diruang gelap, sempit dan lembab itu…
Pintu sel nya dikunci…

Aku merasa ada yang kurang…
Yaitu…
Sperma…

Melakukan adegan lesbian terasa hampa..
Karena tak ada sperma…
Sperma…
Sesaat aku merindukan aroma sperma…

Ah..
Sinting…
Aku mengumpulkan kemeja tahanan ku beserta celana pendek nya..
Lalu kemudian mengenakan nya..


===

“kau beruntung….”
Sembari memakan jagung rebus
Tahanan wanita itu membuka percakapan.
Aku heran, apa yang dia maksud beruntung…

“siksaan mu tak separah siksaanku..” katanya…
Aku tak menjawab…
Aku tak perduli..
Aku iba…
Tapi aku khawatir terlibat terlalu jauh….

“siapa nama mu?” tanyaku
“jane…. dan kau?”
“dian..” jawab ku..

Aku tahu, aku tak bisa memberi tahu nama asliku..
Dia bisa saja berbalik menjadi musuhku …

“mereka menelanjangiku, mengikatku.. menyiramku dengan air gula… lalu menaruh tubuh ku diatas sarang semut yang sudah dihancurkan…”
“semut semut itu datang mengerumuni ku.. mereka menggigit tubuh ku….”
“aku berteriak… tapi tak ada yang perduli… mereka hanya menontonku…”
“mereka itu orang gila.. sakit jiwa !!”

Aku hanya mendengar saja…
Tak ingin bicara…
Tubuh ku sudah letih..
Aku ingin istirahat…

“mereka menuduh aku menyelundupkan sejumlah teroris…”
“ini tak adil….”
“aku tak tahu apa apa tentang Tentara Pembebasan Rakyat”

Jane terus saja mengeluh…
Aku menyelesaikan jagung rebus ku, meminum setengah air di gelas..
Lalu aku membaringkan tubuh ku di lantai yang dingin….

Perlahan mataku tertutup karena letih..
Masih terdengar suara jane menggerutu…
Perlahan menghilang dan aku hanyut dalam tidur ku…..

Bersambung :

Comment