Kisah Pamanku Tega Memperkosaku Chapter 2 End
? NOVELBASAH ? Setelah selesai memperkosaku. Kami tiduran sejenak melepas lelah..
Hari itu sudah menunjukkan pukul 12 siang.. Om Yongki memintaku menyiapkan makanan.
Aku terheran dan melotot ke arahnya..
“enak banget lu. Sudah make gw, minta makanan” batinku
Aku beranjak dari kasur lalu mengambil pakaian di lemari, apa aja yang ada diatas tumpukan baju kuambil seadanya, segera kupakai kaos kuning, aku masih mengenakan bra hijau tua tadi yang tidak bisa dilepas waktu melakukan seks. Om Yongki dibelakangku masih tiduran di kasur melihatku dari belakang.
“pantatmu montok banget Mel..” katanya..
Aku tidak mau merespon kegenitannya. Lalu aku mengambil celana dalam warna merah marun dan langsung kupakai. Terakhir aku mengambil celana panjang ketat atau disebut legging, warna abu-abu tua. Segera aku berpakaian dan bergegas keluar kamar.
Saat sudah sampai pintu kamar, aku balik badan bertanya kepada om Yongki.
“om.. Darimana om dapet video itu” tanyaku dengan gusar.
“dari forum Semprot..” kata Om Yongki santai..
“apa tuh?” tanyaku, tidak mengerti maksudnya.
“.. Internet” jawabnya singkat.
“tolong dihapus om.. Please” pintaku.. Sambil membuka pintu kamar dan keluar..
Sebaiknya kabur dari apartemen ini pikirku, tapi aku tidak menemukan ponselku. Aku mencari di kolong sofa, meja, atas kulkas..
“sial.. Aku lupa taruh dimana” aku panik.
Sudahlah biar saja.. Lebih baik aku pergi sekarang juga dari sini. Saat aku membuka pintu unit Apartemen ternyata terkunci. Aku jadi panik.
Pasti om Yongki sengaja mengunci supaya aku tidak kabur. Tapi kan dia sudah selesai menuntaskan nafsunya.. Apa iya jangan-jangan dia mau minta lagi?
Aduuuhh.. Penderitaanku belum berakhir sepertinya.
Pikiranku panik.. Aku mondar mandir berusaha memikirkan cara keluar dari sini.
Tidak lama kemudian om Yongki keluar dari kamar, masih telanjang bulat. Penisnya turun kebawah menggantung dengan ukuran lebih kecil dari sebelumnya. Tangannya memegang celana dalamku yang tadi saat memperkosaku.
Aku sudah tidak nyaman sekarang dengan situasi ini.
“sebaiknya om pergi dari sini sekarang” kataku dengan ketus. Aku berdiri didekat pantry dengan tangan kebelakang mencari pisau atau garpu atau apapun untuk membela diri..
Dia hanya diam saja, celana dalamku diangkat kesamping pipinya lalu mencium celana dalam warna hijau tua itu dengan sambil memejamkan matanya. Lalu tersenyum. Senyumnya menyeringai sambil matanya melirikku.
Aku mulai berpikir jangan-jangan dia selama ini adalah psikopat.
Perasaan cemas terus menghantui.. Bagaimana cara keluar dari sini… Rasanya pengen menangis.
Om Yongki mencium terus celana dalamku itu.. Sampai kulihat penisnya mulai naik dan mengembang lagi…
Ya ampun… Males banget deh harus mengulang kejadian tadi…
Om Yongki membungkus penisnya dengan celana dalamku lalu dia mulai mengocoknya pelan-pelan. Tatapan matanya tajam ke lihat mataku kemudian menatap turun melihat dadaku. Spontan aku menyilangkan kedua tangan menutup dadaku…
“om.. Sadar om… Aku mohon! ” teriakku.
Mendadak suara bel pintu berbunyi.. Aku langsung girang menjawab dengan lantang
“ya… Sebentar ya!”
Berharap seseorang diluar pintu itu tahu bahwa ada orang di dalam.. Aku tidak bisa membuka pintu karena dikunci.
“Paman.. Tolong buka pintu ya” suaraku agak keras supaya terdengar oleh seseorang dibalik pintu itu. Aku terus menatap om Yongki.
“bagus deh.. Rasain lu” dalam hatiku.
Om Yongki santai mengambil celana jeansnya di sofa, dia memakai celana lalu memakai kaosnya yang berkerah. Dia berjalan santai ke arah pintu sambil terus memandangku datar…
Pas dia membuka pintu, ternyata ada 2 orang seperti tukang. Aku menduga mungkin petugas manajemen building… Tapi kok rasanya aku pernah liat…
Sesaat aku langsung teringat.
“oohh.. Itu mereka pekerja yang membersihkan jendela apamartemen tadi pagi!” batinku.
Tapi apa urusan apa mereka kemari?
Tiba-tiba saja mereka menerobos masuk.. Salah satu dari mereka meninju om Yongki.
Aku terkejut bukan main.. Aku reflek mundur merapat ke dinding samping tv.. Ketakutan.
2 orang itu masuk kedalam apartemenku.. Dan ternyata ada seorang lagi masuk.. Mereka bertiga!
2 orang langsung membekuk om Yongki dan mengikatnya di kursi meja makan. Yang seorang lagi menutup pintu, melihat suasana apartemenku.
Aku gemetaran takut sekali..
Orang itu menatapku dengan galak.. Badannya tinggi besar mirip om Yongki hanya lebih gemuk dan kulitnya lebih hitam. Aku tidak tau namanya.. Sebut saja Bangsat.
Si Bangsat itu mendekat kearahku..
“halo non.. Ingat saya?” katanya.
Aku berusaha mengingat… Siapa ya dia..
Lalu dia menjelaskan bahwa dia adalah security pintu gerbang apartemen tower A. Dia bilang bahwa aku pernah beberapa kali memakinya gara-gara parkiran. Dia lantas sakit hati. Dia rupanya berteman dengan 2 petugas pembersih kaca itu.
Aku melihat om Yongki sudah diikat dikursi dengan mulut disumpal kain. Om Yongki berusaha meronta tapi dipukul sama petugas pembersih kaca itu. Aku tidak tau nama kedua petugas itu.. Sebut saja tukang 1 dan tukang 2.
Si Bangsat itu memaki diriku panjang lebar dengan kata-kata kasar. Dia lalu menyuruhku duduk di sofa… Aku ketakutan hanya menuruti saja.
Lalu yang kutakutkan benar terjadi..
Dia membuka celananya, ikat pinggangnya dilepas dililitkan di lengannya. Lalu dia melepas celana dalamnya, hanya menyisakan kaos hitam yang dia pakai. Di lehernya ada kalung emas.
Penisnya sudah mengeras.. Ukurannya tidak kalah besar dengan penis om Yongki. Dia menyuruhku berdiri.
“mau cara kasar atau cara halus?” katanya..
Aku ketakutan tidak menjawab apa-apa..
“kalau mau cara halus.. Loe buka sekarang baju loe!” bentaknya.
Aku ketakutan melihat ikat pinggang di tangannya.. Kali ini tidak bisa menangis saking ketakutan..
Tukang 1 dan tukang 2 menyoraki aku dengan kata-kata hinaan..
“udeeeh.. Entot aja langsung bos” katanya..
Yang lainnya tertawa..
Om Yongki hanya diam saja hanya melihatku dengan pasrah.
“Ampun pak… Jangan pak” aku memohon.
Dia cuma diam dan mengacungkan ikat pinggangnya. Aku gemetaran membuka kaosku… Lalu kedua tanganku menyilang menutup dada.
Si Bangsat itu langsung mendekat meraih tanganku dengan kuat, langsung disambut riuh sama 2 orang lainnya.
Aku tidak ada tenaga rasanya.. Pasrah. Tanganku ditarik kebawah, lalu dia menatap payudaraku yang masih terbungkus bra… Matanya melotot takjub..
Tangan satunya naik ke pundak kiriku dan langsung menarik tali Bra ku dengan kuat sampai putus.. Aku menjerit kaget.
“Ampun pak.. Ampun” aku memelas..
“sekarang aja baru ampun ampun loe.. Taik!” bentaknya.
Dia mendorong badanku jatuh kebelakang, duduk di sofa. Lalu dia melihat ponsel om Yongki di sofa dengan posisi video pemerkosaanku yang berhenti kena ‘pause’
Dia mengambil ponsel itu kemudian memutar ulang video… 2 tukang lainnya menghampiri ikutan menonton..
Aku rasanya pengen mati saja…
Lalu si Bangsat melihatku sambil memberikan ponsel itu ke tukang 1.. Tukang 2 saling rebutan pengen menonton.
“dasar loe.. Ternyata bispak!” katanya melecehkan.
Hatiku sakit dihina difitnah seperti itu.
“sini loe!” teriaknya sambil menarik kedua kakiku.. Spontan aku ketakutan menjerit..
“aahh.. Pak! Ampun pak!” kakiku berusaha meronta
Tangannya kesamping pinggangku berusaha membuka celana legging ini. Tapi aku berusaha menahan dengan tanganku sambil memelas..
“pak.. Tolong pak.. Ampun.. Bapak ambil saja uang saya, atau perhiasan saya” aku berbicara asal dengan panik menyelamatkan kehormatanku.
Dia tertawa menoleh ke teman-temannya.. Lalu dia menoleh kepadaku..
“eeh.. Perek! Loe ngomong enteng banget.. Dasar orang kaya sombong loe.. Emang pantes gw perkosa” katanya..
Aku semakin ketakutan setengah mati.
Dia menampar wajahku kencang ‘pakk!’
Sakit sekali dan panas rasanya.. Aku mulai menangis.. Sesaat om Yongki meronta berusaha teriak, tapi mulutnya yang disumbat kain hanya bisa bergumam..
‘hmmff! ” matanya melotot ke si Bangsat. Bagaimanapun juga dia ingin membelaku..
Tapi tiba-tiba tukang 2 menghampiri Om Yongki dan menendang selangkangannya.. Om Yongki kesakitan menunduk. Lalu tukang 2 itu menjambak rambut om Yongki sampai kepalanya mendongak..
“ehh.. Kontol.. Loe liat sendiri kan anak loe itu pecun!” katanya..
Mereka mengira om Yongki adalah ayahku. Padahal ayahku sudah meninggal sejak aku berumur 1 tahun. Setiap kali Om Yongki datang kemari selalu memperkenalkan diri bahwa dia adalah ayahku. Jadi semua orang di area apartemen ini taunya om Yongki adalah ayahku.
“Lo liat nih anak lu gue entot” kata si Bangsat kepada om Yongki..
“jangan pak.. Please.. Hiks hiks pak..” aku menangis memohon belas kasihan.
“pegangin jo” Si Bangsat memberi kode kepada tukang 1. Lalu si tukang 1 menghampiri aku mundur-mundur dengan kedua tangan menolak..
“Ampun bang… Please.. Bang.. Ampun” aku memelas dengan air mata mengalir..
Si tukang 1 membalikkan badanku.. Dari belakang kedua tangannya melewati ketiakku.. Lalu mengangkat kedua tanganku keatas.. Aku tidak berdaya tanganku terkunci. Hanya kakiku meronta menendang kesana kemari sampai menendang gelas kopi terjatuh dan pecah…
Lalu si Bangsat meninju kedua pangkal pahaku dengan cincin batunya yang besar berwarna merah.. Seketika kakiku sakit dan lemas tidak bisa bergerak..
Aku merasakan tangannya disamping pinggangku memegang celana leggingku. Lalu ditarik kebawah dengan mudah.. Sampai terlihat celana dalamku.
Langsung saja mereka bertiga riuhh.. Melihat pahaku..
“manteep coooy!” teriak tukang 2.
Tukang 1 yang dibelakangku masih mengunci kedua lenganku.. Dan aku merasakan penisnya mengeras dibalik celana.. Digesekkan ke pantatku..
“jangan.. Please.. Ampun pak.. Ampun bang..” aku menangis sejadinya…
Lalu si Bangsat didepanku menamparku lagi ‘pakk!’
Aku menjerit, dan terus menangis..
Dia lalu menarik celana dalamku dengan kasar.. Bukannya menurunkan celana dalam tapi menariknya panjang sampai bunyi sobek.. Seketika aku menjerit lagi kaget sambil terus menangis.
Vaginaku terlihat jelas jadi tontonan mereka..
Si Bangsat menjambak bulu kemaluanku dengan kasar..
“sabar ya memek.. Bentar lagi gue nikmati loe” katanya kepada vaginaku. Aku menangis keras ketakutan..
Si tukang 1 menjinjit mengangkat badanku lebih tinggi..
“hajar bos..!” katanya terdengar jelas disamping kupingku.
Penis si Bangsat yang hitam itu tampak besar dan keras mengkilap digenggamnya dengan mantap diarahkan ke bibir vaginaku.
Kepala penisnya digesek-gesekkan di bibir vaginaku.. Tidak lama kemudian dimasukkan dengan paksa.. ‘slepp!’
Langsung masuk penuh kedalam liang vaginaku..
“auhh… Shh” jeritku kesakitan..
Kedua tangannya masing-masing menggendong kedua pahaku sampai disamping kanan kiri pinggangnya, terus dia sedikit berlutut, penisnya sedikit mau keluar dari vaginaku lalu menyodokkan lagi dengan kencang ‘slepp!’
“ahh…! Sshh..” aku merem kesakitan..
Dia terus menggenjotku dengan tenaganya yang perkasa.
Badanku teguncang naik turun digenjot si Bangsat ini dengan posisinya berdiri. Sementara tukang 1 diam saja merasakan penisnya kegesek pantatku yang naik turun..
“ah.. Sshh.. Ahh.. Shh” aku mendesah menahan sakit tiap sodokan penis si Bangsat.
Tangisanku menjadi desahan… Nafsuku mulai terangsang lagi akibat genjotan ini..
Setelah 10 menitan.. Si Bangsat berhenti menggenjotku.. Lalu dia menyuruh tukang 1 melepaskanku.
Si Bangsat tetap berdiri mengangkatku menggendong ke meja makan dengan penisnya yang masih tenggelam di vaginaku.. Aku merasakan denyutan penisnya..
Dengan sigap si tukang 2 langsung menggeser semua benda di atas meja makan.. Sampai terjatuh ke lantai..
Kemudian aku direbahkan di atas meja makan.. Dengan penis yang masih berkedut di dalam vaginaku.. Setelah itu si Bangsat kembali menggenjotku dengan makin buas..
‘Pokk.. Pok.. Pokk.. Pok..’ bunyi tepukan selangkangan nyaring mengisi apartemenku.
Meja makan bergoyang sampai bunyi berderit di atas lantai. Posisiku terlentang dengan kedua tangan di pundak si Bangsat menahan supaya dia tidak terlalu dekat dengan wajahku. Aku tidak mau dicium..
Tapi tenaga si Bangsat sangat kuat, dia berhasil mendekatkan wajahnya mencium leherku.. Lalu pipiku.. Aku terus memalingkan wajah menghindari mulutnya yang mau mencium bibirku.
Aku hanya menahan desahan selama digenjot si Bangsat.
“hmmf. Hmmf..”
Genjotannya berlangsung sampai 20 menit! Terus terang aku sudah terbawa nafsu.. Vaginaku makin basah..
‘Plak.. Plak.. Plak… Plak..’
Ahh.. Sialan.. Kenapa aku sampai kenikmatan lagi seperti ini.. Pipisku keluar sampai 4x gara-gara si Bangsat.
Sampai akhirnya aku meladeni ciumannya.. Aku mengulum lidahnya. Mulutnya agak bau tapi aku tidak menghiraukan karena nafsuku kini sudah memuncak..
Si Bangsat tidak mendesah dari tadi, hanya suara nafasnya yang terdengar. Dia menegakkan badannya.. Sambil terus menggenjotku kedua tangannya masing-masing meremas payudaraku. Sesekali putingku pelintir.
“ahh.. shh!” aku kesakitan sedikit menjerit.
Lalu akhirnya aku merasakan genjotannya semakin cepat.. Sepertinya dia sudah mau keluar pikirku.
Semakin cepat genjotannya aku sampai merasa melayang lagi. Dan lagi-lagi aku pipis.. Ahh… Brengsek.. Nikmat banget rasanya.
Makin kuat sodokannya..
“ahh… Sshh ahh.. Shh” aku sudah tanpa malu lagi mendesah..
Makin kuat sodokan itu makin cepat.
Dan…
Akhirnya genjotannya tiba-tiba mulai pelan diiringi cairan yang menyemprot didalam liang vaginaku.
Penisnya berdenyut-denyut.. Cairan itu terasa panas didalam lubang rahimku.
Aku mengatur nafas.. Padahal sedikit lagi aku hampir pipis lagi.. Sayang.. Aduh.. Kenapa aku berpikir seperti itu..
Lalu si Bangsat mencabut penisnya keluar dari vaginaku.. Dia berjalan ke arah kulkas mengatur nafas. Dia mencari minuman di dalam kulkas.
Aku merasakan cairan spermanya luber keluar di bibir vaginaku dan mengalir ke belahan pantatku. Lelah bercampur nikmat aku masih terlentang di meja makan.
“lanjut…! ” kata si Bangsat memberi kode pada lainnya..
Langsung saja 2 orang tukang itu rebutan. Mereka tidak sabar pengen menikmati badanku.
Mereka sudah tidak pakai celana.. Hanya bajunya yang masih menempel dibadannya.
Tukang 2 langsung mengelap vaginaku yang basah dengan serbet yang ada di samping kulkas. Lalu dia meremas payudaraku sambil mengemut.. Aku berusaha menahan kepalanya dengan kedua tanganku.. Tapi kemudian tukang 1 datang disamping meja berdiri dekat kepalaku memegang kedua tanganku..
Dia menyodorkan penisnya yang pendek dan gemuk itu ke mulutku. Ditempelnya kepala penis itu ke bibirku.
Tukang 1 memiliki postur gemuk pendek. Kulitnya agak putih. Wajahnya jerawatan berminyak, rambutnya lurus berwarna kecoklatan potongannya seperti mangkok.
Dia mencubit bibirku gemas..
“ayo issepp!” bentaknya.
Akhirnya dengan terpaksa aku membuka mulut membiarkan penis gendut itu masuk.. Dengan kasar dia menjambak rambutku menarik kepalaku berlawanan dengan sodokan penisnya.. Ukurannya tidak panjang tapi diameternya besar memenuhi mulutku..
Aku merasa jijik tapi juga terangsang karena payudaraku terus dijilat sama tukang 2 sambil jarinya mencolok-colok lubang vaginaku.
Tukang 2 ini posturnya agak lebih tinggi tapi kurus ceking, kulitnya cokelat gelap. Hidungnya pesek, wajahnya agak tembem. Kedua pahanya kurus kempot.
Om Yongki masih terikat di kursi itu menghadap aku. Si Bangsat disampingnya menjambak rambut om Yongki.
“liat anakmu.. Memeknya enak banget” katanya.
Aku sudah tidak menangis lagi. Ya.. Tentu saja. Karena aku sudah dirangsang kesekian kalinya. Diriku sudah sangat mudah dikuasai birahi. Aku merasa hina. Menjadi budak nafsu para bajingan.
Aku mengulum penis tukang 1, kujilati penisnya di dalam mulutku.
“ohh…shh.. Enak banget sumpah” dia mendesah. Matanya merem sambil terus memegang kepalaku.
Kemudian aku merasakan vaginaku mulai digesek-gesekkan benda tumpul.. Lalu benda itu mulai menerobos masuk kedalam.. Rasanya kecil tapi panjang…
Penis tukang 2 sudah tenggelam di dalam vaginaku. Rasanya tidak senikmat penis si Bangsat tapi tetap enak.. Nafsuku memperbudak. Aku merasakan badanku bergoyang lagi.. Digenjot tukang 2.
Tukang 1 terus mendesah tiap kali aku jilat bagian bawah batangnya.. Penisnya keluar masuk sampai membasahi mulutku. Rasanya agak asin gimana gitu..
Tangan tukang 1 juga meremas payudaraku yang besar ini. Mereka bergantian meremas payudaraku. Memilin putingku. Sesekali menggenggam dan mengguncang payudaraku dengan gemas. Kedua tanganku dipegang seperti menggandeng oleh tukang 2 yang berdiri sambil terus menggenjotku. Badanku terus bergoyang diatas meja makan yang entah sudah bergeser kesana kemari.
Sekitar 5 menit aku merasakan semprotan cairan panas di dalam kemaluanku. Tukang 2 sudah ejakulasi, matanya sayu menatapku seolah penuh cinta. Padahal aku jijik melihat tampangnya. Penisnya masih tenggelam digoyangkan keluar masuk dengan pelan.. Dia melepaskan tanganku.. Lalu meraba payudaraku, perutku, terus kebawah meraba kedua pahaku. Semprotan spermanya tidak banyak.. Tapi seolah belum puas dia masih saja menggenjotku sangat pelan sampai kurasakan penisnya makin kecil makin tidak terasa..
Mulutku sudah cape mengulum penis tukang 1 sampai rasanya mual.. Tapi dia masih bernafsu terus menyodokkan sambil menahan kepalaku.. Sesekali aku tersedak susah nafas. Mataku sampai berair bukan karena menangis.
Setelah tukang 2 mencabut penisnya yang sudah loyo itu, tukang 1 langsung mencabut penisnya dari mulutku, dia berjalan ke sisi sebelah meja tempat tukang 2 berdiri.
“awass gantian dong” katanya sambil mendorong dada tukang 2 yang kerempeng itu.
Badanku dibalik sama tukang 1 sampai aku telengkup payudaraku terjepit antara badanku dan meja. Aku merasakan pantatku diremas… Dicium… Ditampar..
‘pakk!’
“ahh..” aku mendesah kaget.
Penisnya yang sudah mengeras mulai dimasukkan kedalam vaginaku.. Rasanya montok sekali penis tukang 1.. Semakin dalam dia menusuk.. Makin nikmat..
Tapi penis tukang 1 ini rasanya agak lembek.. Memang ukurannya besar.
Bagaimanapun juga aku sudah terlanjur terangsang.. Gairahku terbakar mengikuti nafsu birahi.
Kedua pahaku digendong sama dia sambil menyodokkan penis gendutnya. Posisiku seperti Superman yang sedang terbang. Hanya saja kedua tanganku pegangan pada pinggiran meja.
“plok.. Plok… Plok..” tepukan pangkal pahanya dengan pantatku.
“ughh.. Sshh..” aku mendesah..
Derit meja terdengar jelas saat aku digenjot. Aku kenikmatan merasakan penisnya keluar masuk didalam kemaluanku..
Ohh.. Rasanya enak banget vaginaku ditusuk-tusuk…
“ughh.. Sshh… Ughh.. Sshh” aku berusaha menahan desahku ditiap genjotannya.
‘plok.. Plok..’ suara tepukan terus berbunyi… Diiringi suara desahan tukang 1 itu. Sesekali sebelah tangannya meremas pantatku yang besar dan kenyal ini.
“sssh.. Oohh.. Enak banget memekmu sayang.. ” katanya sambil mendesah meremas pantatku. Penisnya terus menghujam liang vaginaku bertubi-tubi.
Setelah menggenjotku sampai 3 menitan.. Dia mengangkat sebelah kakiku. Penisnya tercabut sesaat… Pahaku ditaruh didadanya dan betisku ditaruh diatas bahunya. Posisi badanku kini menyamping mengangkang. Penisnya mulai dimasukkan lagi.. Ohh.. Sshh… Aku tidak kuasa menolak nafsu birahi.
Meja terus berderit diatas lantai..
‘pokk.. Pok.. Pok.. Pok…!’ suara tepukan terus berlanjut dengan suara nafas kami saling memburu.
Aku meringis menahan nikmat.. Aduh.. Rasanya mau pipis lagi…
Tukang 1 menggenjotku sambil memanggul sebelah kakiku.. Tangannya meraih payudaraku dan meremasnya.
“ohh… Sshh.. Memek.. Memek.” desahnya terus meracau..
Tidak lebih dari 3 menit aku merasakan genjotannya makin cepat dan makin cepat…
Benar saja.. Aku merasakan semprotan cairan panas lagi di dalam vaginaku.. Pas kebetulan bersamaan pipisku keluar lagi akhirnya… Rasanya seperti melayang… Ah.. Brengsek kenapa aku sangat menikmati.
“ooh….. Mmhhhh” dia mendesah panjang tangannya mencengkram payudaraku dengan kuat sampai aku meringis kesakitan..
Cairan itu terus menyemprot sampai sekitar 10 detik..
Kemudian penisnya dicabut keluar seiring cairan spermanya yang luber keluar dari bibir vaginaku dan aku merasakan mengalir di pahaku.
Setelah semua selesai menuntaskan hasratnya dengan badanku.. Mereka duduk-duduk di sofa.
Aku mulai bangkit berdiri.. Turun dari meja. Aku menunduk malu kondisiku telanjang bulat. Payudaraku menggantung bebas, badanku basah penuh keringat, pantatku dan pahaku juga basah dan lengket banyak sperma. Aku pasti terlihat sangat berantakan sekali. Rasanya mereka semua menontonku..
Si bangsat lalu membuka ikatan Om Yongki.
“ayo.. Sekarang kita mau liat bapak ngentotin anaknya!” teriak si Bangsat.
Spontan saja kedua tukang itu bersorak-sorak.
Mereka tidak tau bahwa Om Yongki adalah pamanku. Dan mereka tidak tau bahwa Om Yongki juga sudah memperkosaku..
Aku pasrah… Tamat