Cerbung Sex Joni Kroco : Selamat Tinggal Mandala 12 Rasi Bintang Chapter 20 Tamat
? NOVELBASAH.CLUB ? Yang gw inget selanjutnya adalah gw berada di dalam lorong gelap… di depan gw ada sumber cahaya… yang jelas gw ngerasa gw harus bergerak ke arah satu-satunya cahaya… yang terasa makin lama makin terang…. terang… sebelum akhirnya gw mulai bisa melihat langit yang berwarna abu-abu… gw lihat hujan… gw lihat pulau karang… sekarang yang tersisa dari gw yang cuma tinggal kesadaran tanpa tubuh yang melayang-layang di atmosfir… dan mempersepsikan semua kejadian dalam sudut pandang orang ketiga….
di pesisir barat, 8 orang anggota ZODIARC yang dipimpin oleh Sanca bertarung melawan animus user level S Arcana Mayor yang tersisa… gw ngelihat beragam bayangan Animus berbagai bentuk, dari kuda terbang sampai gorila raksasa yang saling serang dengan energi prana yang lebih heboh dari pertarungan di sinetron Angling Darma di mana orang bisa berubah jadi naga ato naik burung garuda…
Elang yang sudah berubah menjadi Phoenix Api Jatayu Vijaya tengah terlibat duel hidup mati dengan musuh yang sama-sama menggunakan elemen api dengan animus berbentuk salamander….
Sanca mensummon raja ular raksasa Taksaka setinggi monas dan memaksa Arcana Mayor membentuk formasi bertahan terhadap resiko racun mematikan yang tak memiliki penangkal… gak mau ketingalan, Lord Baphomet merapal ajian Sunyaloka untuk memanggil pasukan dari alam baka… ribuan tentara berkepala kambing yang mengeroyok 8 orang Animus User Level S musuh…. di atas kertas, seharusnya musuh lebih unggul, tapi jumlah pasukan undead Lord Baphomet yang dikumpulin dari tumbal orang-orang yang dipenggal kepalanya macam pasukan zombi yang gak habis-habis keluar dari alam baka….
Arcana Mayor akhirnya mundur ketika mendengar dua orang pimpinannya berhasil dikalahkan… The Emperor yang goler akibat bau ketek gw… dan The Death yang bertarung ngelawan Macan di pesisir utara…
Macan dan bokap gw yang habis duel tepar di atas permukaan karang… di sekitarnya banyak ada lubang-lubang gede pertanda betapa hebatnya pertarungan mereka berdua… Sahal Sang Penjagal melawan Senopati Macan Samber Nyowo… dua orang assasin paling mematikan yang mengadu nyawa demi melunasi hutang lama… sampe akhirnya dua-duanya goler dan gak mampu melanjutkan pertarungan….
Babe gw matanya picak sebelah… terus satu gigi depannya protol… Macan babak belur, bibirnya jontor sampe mukanya yang jelek jadi tambah jelek… tapi ngelihat dari dua-duanya yang sama-sama gak bisa berdiri gw rasa pertarungan itu berakhir seri…
“ kenapa elu kagak ngeluarin Animus lu, sob? ” tanya babe gw… “ kalau elu ngeluarin Animus ‘Harimau Samber Nyowo’ Level A… elu mungkin bisa menang…”
“ Animus… cuih…” Macan meludahkan darah dari mulutnya… “ Animus itu cuma buat mainan anak kecil kaya Naga dan Tara… gua gak mau jadi nomor satu cuma gara-gara ‘Dewa’ kepengen gw begitu… gua mau jadi nomor satu karena emang gua mampu ngalahin elu dengan kekuatan gua sendiri… ”
Babe gw terkekeh pelan… terbatuk darah sekali…
“ gua dijuluki Sahal Sang Penjagal… orang yang gak pernah gagal ngematiin buruannya… tapi gua justru gagal menyelamatkan anak dan istri gua… ” babe gw berhenti sejenak, menahan emosi yang meluap di dadanya… “ 18 tahun gua menghilang… dan akhirnya gua ngerti… pedang yang paling kuat bukanlah pedang yang bisa menghancurkan apa yang disentuhnya… pedang yang paling kuat adalah pedang yang bisa melindungi apa yang ingin dilindunginya…. dan waktu elu memilih menyelamatkan Joni… melindungi Liliana… gua tahu… elu udah melampaui gua sejak lama, sob… elu melakukan apa yang gak pernah bisa gua lakukan sejak awal…. ”
Macan gak tahu kalo babe gw mengutip kata-kata gurunya Zoro Roronoa… tapi ngedenger kata-kata babe… oom-oom itu tiba-tiba aja mewek… terus nangis sendiri… asli… nabrak banget sama tampangnya yang mirip mad dog…
Terus gw gak tega ngelanjutin ngelihat pemandangan itu karena geli sendiri ngelihat dua orang oom-oom pelukan di tengah gerimis mengundang… tapi yang gw tahu, hutang piutang dua orang sahabat lama itu kini tuntas… baik Macan… ataupun Babe gw… lunas dalam sebuah tangisan bercampur tawa yang meledak ke angkasa…..
perlahan-lahan awan mendung terkuak dan menampakkan sinar matahari… kesadaran gw melayang di pesisir timur pulau… pasukan marinir Filipina yang berhasil mendarat menyapu bersih gerilyawan bangsa moro dan tentara bayaran siera leonne yang bersembunyi di balik bunker-bunker batu karang….
atas lobi Req Queen, ratu dunia hitam yang paling ditakuti di asia tenggara, tentara filipina setuju untuk memberi bantuan evakuasi medis bagi anggota ZODIARC yang terluka di pertempuran… Tara dan Aika yang terluka parah segera dinaikkan ke atas helikopter yang segera mendarat di atas Rumah Sakit terapung milik TNI yang bersiaga di perbatasan… gw ngelihat Naga dan Sheila turun dari helikopter, termasuk tubuh kasar gw yang berada dalam kondisi koma…
“ mbek… bangun mbek… ” Sheila nangis sambil menggoyang-goyang tubuh gw yang cuma tinggal nafas dan detak jantung…
“ udah… ” kata Naga… “ Biarin Joni istirahat… ”
“ Joni, kak… Joni… ” Sheila nangis di dalam pelukan kekasihnya…
Petugas medis memasang alat-alat penyokong kehidupan di tubuh gw, segala kabel, selang dipasangin di badan gw sama kaya Tara dan Aika yang ada di kamar sebelah..
“ Kamu sayang sama Joni, Shel? ” tanya Naga, waktu luka-lukanya juga diobatin oleh seorang petugas medis…
Sheila mengangguk dengan berurai air mata…
Gw juga Shel… gw juga sayang…. kata gw yang cuma tinggal kesadaran tanpa tubuh… tapi dia gak tahu kalau ternyata gw kakak tirinya… kualat gw kalau inget dulu gw pernah kimpoi sekali sama adik gw sendiri….
“ He was a good man… ” kata Naga… “ kalau gak ada dia… aku gak akan bisa nyelametin orang-orang yang aku sayang… he is the real hero… ”
Sheila mengusap air matanya sekali… “ aku cuma pengin hidup normal, kak… ” kata Sheila sambil terisak… “ aku gak mau orang-orang yang aku sayang… ninggalin aku… satu persatu… ”
bukan kita yang bisa ambil keputusan… kata gw… mandala… katalis… mandat langit… semata-mata adalah samsara kita di kehidupan sebelumnya…. kita cuma sekeping partikel metafisis yang tunduk pada tirani… yang bergerak mengikuti cetak biru yang ditetapkan The Maker dalam Langit Yang Tak tersentuh…. dan manusia hanyalah bidak-bidak catur adalah yang dipaksa menerima dengan patuh…
“ mbek? Elu di situ? Mbeeeek? ” Sheila menoleh ke arah ruang kosong di mana kesadaran gw melayang…
Jasad yang kasat… jiwa yang tak kasat… ada sekat tak terlihat yang menghalangi gw dan orang yang paling gw sayang untuk saling menyentuh… dan gw tahu… ujung perjalanan gw udah gak lama lagi…
Terdengar suara deru mesin helikopter yang terbang mendekati konvoi kapal perang AL NKRI yang berlayar menuju forward operating base (pangkalan aju) di Halmahera… angin baling-baling yang berpusar di atas permukaan air membentuk riak putih yang bergejolak di antara gelombang laut Banda… berputar dua kali di atas kapal cruiser yang dijadikan flagship oleh armada….
Helikopter HIND-D buatan Rusia, lambang XII warna abu-abu menunjukkan alat tempur itu berasal dari pihak lawan… tapi bendara putih yang dikibarkan dari palka kiri menunjukkan mereka datang tidak dengan maksud menyerang…
Mendarat di atas helipad di buritan, dua orang animus User level S melompat sigap disusul seorang berpakaian jas perwira militer dan berbaret hijau yang dipapah seorang anak buahnya yang berbadan sebesar gorila…
Seorang wanita berwajah oriental dengan coat warna merah darah berdiri berwibawa di atas geladak… menyambut tanpa rasa takut kedatangan delegasi pihak lawan yang merundingkan gencatan senjata…
The Death dan Red Queen… Sahal dan Liliana… Dua orang yang dulu pernah saling mencintai itu berdiri berhadapan di pihak yang saling berseberangan…
Nyokap kandung gw mencoba memasang wajah tegar meski gw tahu mati-matian dia berusaha menyembunyikan riak rindu di wajahnya ketika babe gw berdiri di depannya setelah sekian lama….
“ jadi semua ini untuk apa? balas dendam? ” nyokap gw buka suara
“ hah… Arcana Mayor bukan organisasi yang bergerak demi alasan remeh seperti itu… ”
“ lalu? ”
“ ini semua karena kalian yang berniat memonopoli katalis dan mandala dan merusak status quo antara ke-9 gugus dodekahedral…”
“ lalu? Bukankah itu tujuannya perebutan mandat langit? ”
“ saya patriot sejati… ” tegas babe gw “ saya tidak akan membiarkan negara kita jatuh ke tangan tiran seperti Jafar… ”
“ negara kita memerlukan orang-orang seperti Jafar ketimbang orang yang memilih melarikan diri dan meninggalkan anak dan istrinya… ”
“ dan saya bukan pengkhianat yang meniduri orang yang mengkhianati suaminya ”
“ PLAK!!! ”
Tamparan keras jatuh di atas wajah babe gw… kedua belah pihak memasang sikap waspada…
“ jaga omongan kamu… ” hardik nyokap gw sungguh-sungguh “ saya bukan lagi Liliana yang dulu kamu kenal… ”
“ neither i am…”
Mata keduanya bertatapan, ada rasa sedih yang tersirat, menyadari orang yang dulu pernah mereka sayangi kini menjelma menjadi sosok-sosook yang sama sekali berbeda…
“ anak kita sudah besar… ” kata babe, pelan
“ saya tahu… ” jawab nyokap, wajahnya berubah sedih…
Seandainya nyokap gw bukan pewaris tunggal keluarga Dasaatmadja, seandainya babe gw bukan Sang Penjagal, mungkin nasib kami gak bakal kaya gini… mungkin gw bakal tumbuh jadi anak normal, dibesarin sama nyokap kandung dan babe kandung gw sendiri… mungkin gw bakal punya adik-adik yang lucu kaya Sheila, gak jelek kaya gw…
Tapi siapa yang berhak menentukan kita boleh terlahir dari rahim siapa? takdir…? samsara…? dewa-dewa memainkan dadu atas nasib manusia… dan gw menentang itu semua….
“ jangan biarkan dia mati… ” kata babe gw… “ jalannya masih panjang… ”
“ saya tahu…,” kata nyokap lagi… wajahnya cepat berpaling, menyembunyikan sepasang mata yang mulai berair dari lawan bicaranya…
Babe gw juga berbalik memunggungi… baling-baling helikopter kembali berputar… tapi gw bisa menangkap raut sedih di balik kacamata rayban hitamnya…
“ hari ini Arcana Major akan menarik diri…” kata babe gw tegas “ kali ini kedua belah pihak sama-sama kalah… tapi di pertemuan kita berikutnya… kita akan berhadap-hadapan sebagai musuh…” kata babe gw tanpa menoleh dan naik ke atas helikopter
Deru baling-baling… angin kencang yang berpusar menyembunyikan duka… mungkin juga air mata…. nyokap gw cuma bisa melihat punggung babe gw yang perlahan menghilang di balik lubang palka… sepasang matanya yang berkaca seolah ingin berkata, ‘bukan kesalahan kita…. bukan juga karena kesalahan… sehingga takdir kita berbeda…’
Semuanya terasa seperti mimpi… animus… mandala 12 rasi bintang… mandat langit… terasa seperti bunga tidur yang cuma bisa gw ingat samar-samar ketika gw membuka mata… gw lihat dengan mata gw sendiri, Ipul, emak gw, Macan, bahkan si habib dan Tikus yang langsung sujud sukur begitu ngelihat gw siuman…
Kata Macan, gw sedang dirawat dirawat di rumah sakit nomor satu di Singapura atas biaya Red Queen… dokter terbaik dari Jerman didatangkan untuk membuat gw siuman, tapi semuanya sia-sia… otak gw sudah dinyatakan mati… 90 hari lebih gw koma… dokter sudah angkat tangan… ketua tim medis yang merawat gw menyarankan alat penyokong hidup dilepas untuk mengakhiri penderitaan gw… gw hampir aja jadi cover model buku yasin…
untungnya gw gak jadi mati….
di hari ke 108 gw siuman secara misterius….
Ipul dan Mak Lela diterbangkan ke Singapura buat nemenin gw yang dirawat dengan pengawasan penuh oleh Macan… termasuk sohib gw Tikus dan si habib guru spiritual gw…
“ Joni…. santri ana yang faling tamfan… ana kira antum sudah koit….” si habib yang setampan Jonru langsung meluk gw begitu gw siuman…
Tikus, seperti biasa cuma bisa meluk gw dengan tatapan penuh cinta di balik rambut poni harajuku-nya yang nutupin mata….
Ipul, bokap tiri gw yang sehari-hari kejem sama gw berkaca-kaca ngelihat kondisi gw… dengan jarinya yang buntung dibelainya kepala gw…
“ Jon… maapin gua kagak bisa jadi babe yang baik buat elu… tapi gua ngelakuin semua ini biar elu kuat… biar elu bisa bertahan dengan takdir yang elu pegang…”
Sepanjang gw koma, Mak Lela yang ngebesarin gw dari kecil gak pernah pergi dari sisi gw… hampir tiap malam arwah gw ngedenger surat yasin yang dibacanya dengan berlinang air mata.. doa-doa dalam tiap tahajudnya yang ngedoain biar gw bisa bangun seperti sediakala… Mak gw gak berkata-kata waktu gw akhirnya gw siuman, tapi gw tahu dia adalah satu-satunya sosok ibu yang gw kenal… sosok yang selalu tersenyum tulus sebelum gw tidur… dan selalu memeluk gw hangat sepanjang hari… mungkin gw gak pernah terlahir dari rahimnya… tapi dia adalah satu-satunya wanita yang berhak untuk gw panggil dengan sebutan ‘ibu’…
gw berusaha mengingat apa yang terjadi… tapi gak bisa… gw masih bisa ingat Naga, Sheila, karir gw yang singkat di ZODIARC sampe kejadian serangan di dealer motor, tapi lebih dari itu gw gak inget apa-apa lagi… Macan bilang gw kena amnesia sebagian gara-gara kebacok di kepala waktu kerusuhan… si habib, guru spiritual gw bilang itu adalah pertanda bahwa gw harus bertobat dan meninggalkan dunia hitam dan hijrah dari zulumat ke nur…. tugas gw sudah selesai, kata habib gw….
Seperti kata WALI, bumi tetap berotasi pada porosnya… hidup berjalan sebagaimana biasa…. muka gw tetep setampan Charli ST12… dan petualangan mandat langit yang lebih epik dari sinetron Angling Darma di ingatan gw lama-lama cuma terasa seperti mimpi singkat yang makin lama makin pudar… dan layaknya sebuah mimpi… suatu saat elu harus bangun dan kembali ke dunia nyata…
Tapi satu hal yang gw gak cerita ke orang-orang sampai sekarang…. di malam sebelum gw seharusnya di-euthanasia, gw mimpi aneh banget….
malam itu sinar bulan masuk dari jendela, dan tanpa sepengetahuan emak yang tertidur di samping gw, daun jendela terbuka tanpa suara… antara mimpi dan terjaga, gw menangkap kehadiran sosok berbalut spandeks ketat yang nyaris tanpa aura… menyelinap dari balik tirai yang terbuka… emak gw yang lagi tidur gak menyadari keberadaannya yang berjalan seperti melayang… mata gw terpejam… tapi entah gimana caranya gw bisa ngelihat semua kejadian di kamar itu dengan jelas…
“ saya tahu kamu bisa mendengar suara saya… ” bisiknya di telinga gw yang waktu itu sedang koma…
Ia membuka balaclava bergambar serigala putih… rambut hitam panjangnya segera tergerai di depan mata gw yang terpejam… sepasang mata safirnya menyala biru di antara kegelapan dan cahaya bulan…
“ kalau kamu mau… saya bisa mengakhiri penderitaan kamu… singkat… tanpa rasa sakit… ” bisiknya sambil meraba urat nadi leher gw… “ tapi kalau kamu mati… selamanya saya akan dikejar oleh rasa bersalah…. ”
“ kambing jelek…” umpatnya pelan… “ kenapa kamu ngelakuin ini buat saya…?” bibirnya tersenyum, matanya perlahan mulai berkaca… diusapnya kepala gw yang gundul… “ belasan tahun saya menjadi pengawal bagi orang yang saya cintai… saya siap berkorban nyawa demi orang yang saya cintai… tapi baru kali ini… ada orang yang mau mengorbankan nyawa buat saya… yang bukan siapa-siapa…. ”
Ia terdiam lama… tapi gw bisa lihat bibirnya yang tersenyum, tulus… “ makasih… ”
ia mencium gw pada bibir, dan gw ngerasa aliran prana kehidupan kembali mengaliri jaringan tubuh gw…. “ dengan ini saya anggap kita impas… ”
gw mengerjap terjaga, berusaha mengenali wajah cantik yang sedang tersenyum di depan gw… tapi gw gak tahu kenapa gw bahkan gak bisa memanggil namanya dari ingatan gw….
“ siapa? ” tanya gw
Ia gak menjawab, sepasang mata birunya ikut menghilang di balik bayangan bulan…