Kisah Penyiksaan Lisa dan OMNIBUSLAW Chapter 2
? NOVELBASAH ? “Aaaaaarghhhhh~~~” aku kembali menjerit ketika mereka memperkosaku lagi setelah jam istrirahatku yang hanya setengah jam itu selesai, masih ada beberapa buruh lain yang datang dan sementara buruh pria bergantian memperkosaku, beberapa buruh lain bersama dengan buruh perempuan yang ada mereka sepertinya sedang merencakan untuk demo di pagi hari.
Seorang dari mereka menginjak kepalaku di lantai kotor dan seorang yang lain memperkosa liang vaginaku. Tanganku sendiri masih terikat oleh rantai besi pendek yang mereka ikatkan di pergelangan tanganku seperti borgol.
Aku merasakannya ketika si pria yang dibelakang terus memompa vaginaku sementara buruh yang menginjak kakiku ternyata sibuk mengocok penisnya. Aku merasa terhina sekali mendapati diriku sedang diinjak kepalanya dan diperkosa, sepertinya pelacurpun mendapatkan perlakuan yang jauh lebih baik. Lebih menyedihkannya lagi aku bahkan sekarnag tidak melawan dan hanya menurut saja. Apa yang terjadi dengan diriku ? aku sudah pasrah dan menikmati penderitaan ini. Vaginaku terasa perih sekali karena didera sebelumnya tapi ada sedikit rasa nikmat juga.
Tak lama si pria yang menggenjot liang vaginaku memuncratkan spermanya di rahimku. Kemudian dia digantikan oleh pria lain yang bergiliran memompaku dengan penisnya. Sungguh aku merasa seperti seonggok daging tempat pembuangan sperma, rasanya aku hanya seperti urinoir di toilet umum.
Ketika orang kedua ini mengeluarkan spermanya di vaginaku yang rapat aku merasakan injakan dikepalaku semakin keras, si penginjakku menegang, lalu aku melihat ada carian yang meluncur dari penis orang yang menginjak kepalaku.
Kemudian rambutku ditarik dengan kasar “jilatin sperma gw dan telen !” bentak si pria kasar yang tadinya menginjak kepalaku itu. Dia mengarahkan wajahku ke penisnya dan aku dengan terpaksa menjilati penisnya yang masih ada sisa sperma dan membersihkannya. Kemudian ia menarik kepalaku dengan kasar dari penisnya dan menyeeretku ke tumpahan sperma yang ada di lantai kotor itu.
Aku tak percaya dengan apa yang harus kulakukan tapi aku tahu aku tidak punya pilihan “jilat dan telen LONTE !” bentaknya membuatku yang sudah sangat tersiksa ini harus menjulurkan lidah, menelan semua harga diriku dan menjilati sperma di lantai kotor itu.
Pria itu mendorong kepalaku sampai mukaku menempel dengan sperma di lantai saat aku menjilatinya. Sungguh menjijikan dan memalukan. Kemudian pria itu menjambak rambutku dan mengangkat wajahku ke hadapannya, “enak ga sperma gw ? bilang makasih !”
Aku hanya mengangguk-angguk sambil menangis, “i-iya tuan enak…… ter-terima kasih….huhuhhu”
Ia kemudian mendorongku hingga terjatuh dan kemudian berjalan mendekatiku yang terjatuh dan mengarahkan penisnya lalu mengencingiku. Ya dia mengencingiku. Aku hanya bisa menangis dan tersembab ketika dikencingi, ini sangat menghancurkan harga diriku. Aku benar-benar hanya toilet.
“Ah gw juga mau pipis !” ujar seorang buruh lain yang juga ikutan mengencingi wajahku. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti toilet ini. Aku hanya bisa menangis dan berharap mereka segera membunuhku saja.
“Gantian-gantian !” ujar seorang pria lain yang menyepakku untuk aku segera bangun setelah beberapa buruh selesai mengencingiku. “Loe bau, sini ke belakang dulu ikut gw” aku hanya pasrah dituntun oleh si buruh dengan posisi memalukan. Si buruh menarik putingku dan aku mengekor berjalan dibelakangnya keluar dari gedung dimana angin malam langsung menyapaku.
Rasa pengap dalam gedung hilang dan digantikan udara malam yang cukup sejuk dan melegakan. ia menarikku ke samping gedung dimana banyak sampah dan ada juga sebuah keran dan selang. Ia menyemprotku dengan selang dan menggosok badanku hingga kembali bersih dan bebas dari bau pesing.
Kemudian istirahat singkat inipun berakhir dengan dia dengan kasar memaksaku menungging dan men-doggy-style-ku di luar bangunan itu. Aku hanya pasrah dan vaginaku terasa sakit sekali dan aku yakin ada lecet karena kebrutalan si buruh perempuan sadis.
“P=pak….” ujarku ditengah dia menyodokku.
Buruh yang sedang mengenjot aku dari belakang ini langsung memelintir kedua putingku dengan kasar “kamu panggil kita Tuan, kita bos loe. Loe cuma budak seks kita !” bentaknya sambil memelintir payu daraku dengan semakin brutal. Aku hanya bisa menjerit-jerit minta ampun
“Aaargh….arrrgh….sakit…sakit…..sakit…. ampun…..ampun….. i-iya tuan…tuan….. budak seks ini tidak sopan…..mohon maaf… aaargh….ampun….ampun…..huhuhuuhh…..”
Akhirnya si buruh kasar yang menggenjotku ini melepaskan pelintirannya dari putingku tapi dia tetap memainkan kedua payudaraku dengan kasar.
“T-tuan…” ujarku memelas “t-tolong jangan kasar-kasar, saya akan layani semua….huhuhu”
“eh lonte ! loe cuma benda, mau kita kasar ato enggak urusan kita. loe cuma seonggok daging yang kalo kita mau umpanin loe ke anjing juga urusan kita. Loe nurut aja.” ujarnya kasar.
“i-iya tuan…” ujarku pasrah. Aku tahu bahwa kehidupanku benar-benar telah hancur.
“Pokoknya loe jangan macem-maccem ato video loe bakal tersebar.”
Setelah ia memuntahkan spermanya di dalam rahimku, aku kembali disiram dan dalam keadaan basah aku kembali digiring dengan ditarik puting kembali memasuki ruangan gudang dimana mereka masih meeting dan melanjutkan pemerkosaan berikutnya.
“Ah uda balik, sekarang giliran gw” ujar buruh yang lain mengambil alih aku dan langsung dengan kasar mendorongku jatuh dan mulai memasukan penisnya ke mulutku. Sambil mulutku sibuk melayani penis, maka mereka mengubah posisiku agar aku seperti anjing dengan kepala menghisap pensi dan ada buruh lain men-doggy style aku dari belakang.
Ini adalah malam terburuk.
mereka memaksaku deepthroat dan juga menyemburkan sperma di dalam mulutku, pemerkosaan sadis bergilir ini hanya berlangsung selama 40 menit karena aku tidak kuat lagi, setelah 40 menit aku hanya tersungkur di lantai. Mereka mencambukku tapi aku hanya bergelinjut tapi tidak bisa bergerak.
Mereka membalikku dan mencambuk payudara dan vaginaku lagi memaksaku berdiri.
“Berdiri Lonte !” bentak si perempuan berkerudung yang sadis itu. “Bangun…”
Aku hanya terbaring lunglai, aku ingin berdiri dan mengikuti mereka karena rasa sakit yang menyerangku begitu hebatnya dari cambukannya tapi aku bahkan tidak bisa bergerak selain reflek kesakitan dimana tubuhku bereaksi sendiri. Kupikir aku akan mati saat itu.
Semua menjadi blank dan sedikit sedikit kulihat mereka menetesi paydaraku dengan lilin dan aku hanya merasakan rasa sakit tapi tidak bisa apa-apa.
Mereka mulai bosan dan meninggalkanku melewati malam.
beberapa kali aku setengah tersadar ketika mereka kembali mengencingiku dan beraktifitas dan mengobrol untuk demo di pagi hari.
ini adalah akhirnya dari hidupku ?
hanya ada keheningan yang tenang untuk beberapa saat dan tiba-tiba aku tersentak kaget.
Aku bangun dalam keadaan telanjang, badanku penuh dengan sisa tetesan lilin yang menempel, sperma kering, serta bau pesing.
“Ah udah bangun nih Lonte,” ujarnya. “Sekarang jam 9 pagi, kita telat demo gara-gara loe.” ujar si perempuan sadis berkerudung.
Kulihat hanya ada 5 orang perempuan yang ada di sekelilingku. 2 dari mereka berkerudung dan 3 lagi membiarkan rambutnya terikat rapi. Para buruh pria sedang sibuk di ujung sedang menyiapkan atribut demo di sisi gudang lain.
Dua dari mereka membawa tongkat pel yang entah darimana dan membasahinya lalu mengepel badanku yang tergeletak di lantai. Mereka menggosok badanku dengan kain pel seadanya hanya untuk mempermalukanku. jujur aku merasa sangat sedih diperlakukan sepeerti ini. Setelah puas mengambil gambarku dipermalukan seperti itu mereka menyuruhku berdiri.
“Cepet mandi dan bersihin diri loe yang bau pesing !” ujar si perempuan itu melempar sabun colek kepadaku. Aku disuruh mandi dengan sabun colek, ini sungguh menyedihkan. “loe mandi ditempat kmaren malem loe dibersihin,” perintahnya.
Aku hanya pasrah berjalan dalam kondisi tangan masih terikat rantai yang dari semalam belum dibuka. Aku berjalan sementara kelima wanita yang menemaniku membawa sebuah tas dan juga tampak cekikikan merencakan kejahatan untukku.
Aku hanya bisa pasrah ketika sduah sampai ke tempat pencucianku. Dengan tangan terikat kusobek sabun coleknya dan mulai sebisanya mandi di sana menggunakan selang sementara 5 perempuan itu menontonku mandi sambil salah satu dari mereka merekamku.
“nanti videonya di share ya di grup buruh,” ujar seorang wanita. “Biar cewek ini tau rasanya gimana jadi lebih rendah dari pelacur. Sok pinter banget ngajar-ngajarin kita dan ngejek-ngejek buruh bego di sosial media. Biar tau rasa, yang sok jago dan sok pinter gini cuma lonte. Nanti kita share juga di sosial media biar tau rasa”
“J-jangan…. please aku akan lakuin keinginan kalian tapi jangan gitu,” ujarku memohon mendengar komentar mereka.
“c-cepet mandinya !” bentak si perempuan sadis yang dari semalam menyiksaku.
“I-iya nona…” ujarku buru-buru. Badanku yang lengket dan berbau pesing akhirnya kembali wangi. Aku hanya menggunakan sabun colek dari leher ke bawah, untuk wajahku aku hanya menggunakan air. Rambutku juga hanya kucuci menggunakan air.
Mereka berbaik hati dan memberikanku shampoo sachet.Aku segera membersihkan rambutku dan berkeramas serta menggunakan shampo sissa untuk mencuci wajah dan badanku.
“Su-sudah nona” uajrku yang mengigil karena airnya cukup dingin.
“itu lubang kloset memek kamu blom dibersihin, sini kita bersihin.” ujar si perempuan sadis itu sambil mengeluarkan sikat kloset dari tas yang dibawa. Melihatnya aku langsung panik dan berusaha lari tapi dengan sigap keempat perempuan lain menangkapku dan memegang tanganku.
“Bilang ke kamera : Tolong bersihkan lubang kloset memek tempat pembuangan peju ini,”
“jangan…. please…jangan…. masih sakit banget vaginaku karena dicambuk dan diperkosa semaleman… please kasih belas kasihan. Kalian juga perempuan…. pasti ngerti gimana sakitnya….AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
Si perempuan sadis itu menempelkan jepitan kertas di puting kananku dan memutarnya dengan kasar.
“Masih gak mau nurut ?? siapa yang peduli kalo kamu kesakitan. kamu matipun kami gak peduli. Tinggal dibakar aja di sini trus sisa tengkorakmu dihancurkan dan dihaluskan jadi debu ! Ato kami bawa ke tempat kremasi dimana ada teman-teman kami yang buruh juga kerja di sana. Kamu jadi abu !”
Aku hanya bisa terisak akan penderitaan ini dan akhirnya aku menatap kamera.
“Nona,nona, silahkan bersihkan lubang kloset tempat pembuangan peju ini.” ujarku ke kamera dan berikutnya mereka dengan kejam langsung menyodokan sikat kloset WC ke dalam liang vaginaku. Awalnya susah untuk masuk tapi mereka tidak peduli merangsang vaginaku dan memasukannya dengan sadis.
Aku menangis dan meringgis ketika mereka mulai memasukan ujung sikat itu dan ketika mereka mendorongnya masuk aku menjerit melolong sejadi-jadinya. Mereka mengubek-ngubek liang vaginaku dengan sikat itu beberapa kali dan akhirnya mencabutnya dengan Kasar.
“hancur vaginaku… hancur……” jeritku menangis. “hancur….hancur……huhuhuuhu….”
Belum selesai aku meratapi dan menangisi vaginaku yang kini mungkin tidak ada pria yang mau menikahiku karena aku ini sudah sangat rusak tiba2 sebuah tampran membungkamku “Loe kudunya berterima kasih, loe merusak video kita. Abis beres dibersihin bilangnya : “Terima kasih telah membersihkan lubang kloset Lisa supaya bisa digunakan kembali.” bentaknya.
“ulang retake dari awal ! Kalo gak sebagus tadi kita ulang terus !” bentaknya
Air mataku tidak bisa berhenti dan aku merasa benar-benar sudah hancur tidak ada lagi sisa kemanusiaanku. Aku hanyalah toilet.
“Nona, silahkan bersihkan lubang kloset tempat pembuangan peju. Lonte Lisa kotor ini patut dibersihkan…” ujarku merendahkan diri agar semua ini cepat berakhir.
“ah…ah…hhhh….hhhhh AAAAAAARGHHHH !!! AAAARGGGGHHHH ” aku hanya terus menjerit ketika proses mengerikan penghancuran vaginaku diulang sekali lagi. Kali ini mereka mengubek-ubek dengan lebih kasar, kurasa ada lecet-lecet di dalam liang vaginaku yang bertambah parah.
Setelah semenit yang berasa berjam-jam mereka mencabutnya.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAaaarghhh. hhhh….hhhh..hhh…” aku menghela nafas lega walau vaginaku masih terasa hancur.
“T-terima …terima kasih telah membersihkan lubang kloset Lisa si lonte supaya bisa diperkosa kembali. terima kasih…” ujarku menutup rekaman memalukanku.
“Pinter……” uajr si perempuan itu. “Kamu emang bakat jadi lonte lacur budak seks !” ujarnya sambil meludahiku.
“Sana bersihkan wajahmu, kita akan segera gabung ikut demo !” ujarnya lagi.
Kemudian aku digiring berjalan ke tempat para pria di pojokan gudang. Kulihat ada banyak spanduk dan ada berbagai peralatan lain juga. Kulihat ada sebuah anvil besi besar di sana. Ada juga rantai dan berbagai peralatan dan palu besar dan juga peralatan lainnya.
Apa yang akan mereka lakukan padaku ?
Aku sepertinya akan dibunuh. Aku sudah sangat takut sekali.
“Oh Lisa udah beres ya. Tolong rambutnya dirapihin ya. Alat demo kita yang ini kan harus tampil baik !” ujar si cowok tersenyum.
Beberapa perempuan kemudian merapikan rambutku, mereka mengatur rambutku agar terlihat rapi dengan kepangan kecil di kedua sisi yang dijadikan seperti mahkota disatukan di belakang kepalaku, sebagian besar rambutku tetap terurai.
Kemudian mereka memakaikan semacam collar besi ke leherku, kemudian aku ditidurkan di anvil besi besar dan mereka mamalukan baut besar untuk mengunci collar besi itu. Hanya hanya bisa pasrah menrima nasibku. “Bagaimana cara membuka besi ini ?”tanyaku ketakutan.
“Ya harus di las, tapi ini akan permanen di diri kamu budak !” ucap mereka.
Aku hanya bis menangis dan kemudian mereka memakaikan juga semacam borgol besi di kakiku juga yangmereka palu bautnya. borgol besi di kedua pergelangan kakiku ini disatukan oleh rantai 40cm dan di kaki kananku ada rantai lain ke bola besi yang berat.
Belum habis mereka kemudian mengikat tanganku dengan tali di punggungku dan ikatannya cukup erat sehingga aku harus membusungkan dadaku memamerkan payudaraku. Kemudian mereka menjepitkan nipple clamp yang terhubung dengan rantai ke masing-masing putingku dan menjepitnya dengan keras. Mereka mengetesnya juga dengan menarik-narik rantai kecil yang menghubungkan kedua nipple clamp tersebut.
Berikutnya mereka mengambil spidol permanen dan menuliskan
“TOLAK OMNILAWBUS PERBUDAKAN BURUH !” ditulis dengan besar dibawah Payu daraku sampai di atas vaginaku.
kemudian mereka memperlihatkan butt plug yang terhubung dengan rantai dan papan yang bertuliskan “JANGAN BUNGKAM SUARA KAMI” Tentunya butt plug itu mereka paksa masukan ke dalam lubang duburku yang masih perawan. Sakitnya luar biasa tapi akhirnya masuk dan membuatku sangat tidak nyaman.
Aku tau apa yang akan terjadi. Aku akan menjadi salah satu pengganti spanduk.
“Kamu adalah performance art kita untuk menolak perbudakan buruh !”
“Matamu akan ditutup sehingga identitasmu akan aman harusnya,” ujar si cewek sadis memperlihatkan diriku yg sudah difoto di hpnya.
Kulihat aku berdiri dengan collar besi, kedua puting dihubungkan dengan rantai, rambut yang tertata rapi. vagina tanpa buluku yang sudah kulaser. aku memang sudah tidak lagi memiliki bulu di vaginaku karena rajin perawatan laser sejak awal kuliah.
Tak lupa perempuan sadis itu memintaku menggigit rantai yang menghubungkan ke dua payudaraku itu.
“Kesempatanmu adalah 10X menjatuhkan ini. Kalau kamu menjatuhkan rantai ini lebih dari 10X aku akan membuka penutup matamu supaya kamu terkenal.”
Ia kemudian menutup mataku dengan kain putih sehingga mataku tidak terlihat lagi, tapi aku samar-samar bisa melihat bayang-bayang tipis yang ada di hadapanku.
Mereka kemudian membawaku ke lokasi demo dengan menggunakan truk terbuka dan aku menjadi salah satu alat peraga demo mereka di monas.
“Gila itu performance dari mana ?”
“keren gila !”
“Lonte dari mana ini ?”
“Ini mah artis bokep horni !”
komentar buruh-buruh sambil memainkan tubuh telanjangku. Selama demo aku habis dipegang oleh orang-orang asing yang tidak aku lihat wajahnya dengan jelas. Tangan-tangan memainkan dan menarik puting dan juga memasukan jari mereka ke vaginaku. ada yang menjilati vaginaku di tengah teriknya demo. Aku sangat ngeri aku kena Corona karena di keramaian yang sangat berdesakan itu.
Mungkin beberapa TV nasional juga melihat dan meliputku. Suara cekrekan HP yang menandakan foto terdengar berkali-kali selama aku jadi alat peraga demo itu. Entah sudah berapa banyak yang melihat tubuh telanjangku. Yang memisahkan aku dan identitasku hanyalah kain putih yang menutup mataku.
Aku diarak dan dipermalukan selama kampanye. Tidak banyak yang bisa kuingat karena rasanya sangat mengerikan. Rasa sakit bekas siksaan dan juga panasnya dan sesaknya manusia membuatku berkali-kali hampir pingsan. Belum lagi sentuhan-sentuhan sensual ekploitasi yang terjadi padaku dari ratusan atau bahkan ribuan tangan.
“Kenapa mbak melakukan ini ?”tanya seorang wartawan.
“Ini adalah bentuk protes teman kami ini untuk mendapat sorotan” ujar si perempuan sadis itu menjadi wakil bicaraku sementara aku menangis dalam diam dan mengigit rantai yang menyiksa kedua payudaraku.
“karena kenyataannya inilah bentuk yang mereka lakukan kepada kami para buruh. memperlihatkan bahwa buruh indonesia murahan dan budak yang siap dipakai ! sini investor, perbudak kami. Itu kan yang pemerintah lakukan dengan Undah undang ini !” ujar si perempuan disambut riuhan para buruh. Mereka telah dibutakan oleh kebencian.
Sementara aku hanya bisa menangis karena aku tahu saat ini aku diliput tv nasional.
Setalah kamera mati, si wartawan itu juga turut menyentuh-nyentuh tubuhku terang-terangan.
Aku dioper dari sana kemari beredar seperti mereka mengoper spanduk. beberapa kali mereka memperbaiki tulisan di tubuhku dan aku hanya bisa berdiam diri mengigit rantai yang menyiksa kedua payudaraku karena tidak boleh jatuh lebih dari 10X.
9 kali tepatnya rantai itu terlepas dari mulutku. Bahkan niple clampku lepas beberapa kali. Dan ketika sore aku dibawa pulang untuk diperkosa kembali oleh para buruh, kedua nipple clampku sudah hilang entah dimana. Aku diperkosa di bak truk besar secara bergiliran.
——————————————————
2 Hari setelahnya mereka masih menyiksaku dan memperkosaku secara bergilir. Sebelum mereka melepasku, aku kembali duduk telanjang tanpa pakaian di sebuah kursi, ada meja kayu di hadapanku dan si perempuan berkerudung berdiri di hadapanku.
“Nah Lisa, tanda tangan di sini !” ujar si perempuan sadis memberikan kertas kontrak yang ada dihadapanku. Aku hanya bisa mengambil bolpen dan……..